Hari ini ternyata belum jadi
puasa. Kemarin, sejak sore hari berita sudah menyiarkan bahwa sidang isbat
dilakukan pada pukul 6 sore. Ternyata, sidang baru dimulai pukul 7 malam. Malam
itu, untuk pertama kalinya dalam 50 tahun, Muhammadiyah tidak mengikuti sidang
isbat. Ketua umum mereka, Din Syamsudin, telah memutuskan bahwa awall puasa
ramadhan jatuh pada hari jumat tanggal 20 juli 2012. Bahkan aliran
Naqsabandiyah telah melaksanakan puasa pada hari kamis. Pemerintah sendiri mengumumkan
bahwa awal ramadhan jatuh pada hari sabtu tanggal 21 juli 2012. Hal ini
tentunya membingungkan masyarakat, karena jika pada hari itu sudah memasuki
bulan puasa, maka yang sholat traweh pun harus kemalaman.
Di beberapa tempat seperti
Makassar (dengan teleskop celestron), Jogja, Solo, Medan dan beberapa tempat
lain dinyatakan belum terlihat hilal. Namun, di Cakung (Jakarta timur), dan
Jepara, beberapa saksi telah melihat hilal, yang kemudian mereka pun di sumpah.
Beberapa teman saya pun hari ini juga telah berpuasa. Tapi umumnya warga desa
kami mengikuti ketetapan pemerintah. Memang dari tahun ke tahun, seperti untuk
menetapkan 1 syawal, kami selalu ikut keputusan pemerintah. NU pun
memperkirakan 1 ramadhan jatuh pada tanggal 21 juli 2012, sedangkan di Mesir
pada hari jumat waktu setempat telah berpuasa.
Di makam desa, orang-orang yang
nyekar juga sepertinya berada pada titik puncak hari kemarin, kamis. Beberapa
warga pun juga telah terlanjur memasak dan mengantarkan makanan (berkat) ke
tetangganya, namun puasa belum dimulai. Menurut salah satu dosen ITB
(Moedjiraharto), hari itu belum ada kesepakatan antara ormas dan pemerintah
dalam penentuan hilal. 38 tempat di Indonesia belum melihat hilal.
Seperti tahun-tahun sebelumnya,
bahan-bahan pokok naik drastis. Yang paling terasa yaitu harga daging dan juga
telur. Kenaikan pun juga terjadi di luar negeri.
Perbedaan penentuan awal puasa
terjadi karena menggunakan metode yang berbeda. Ada yang menggunakan Rukyatul
hilal, dan juga hisab. Malaysia dan Filipina puasa pada hari sabtu.