LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
TOPIK
PENGAMATAN JARINGAN TUMBUHAN
Oleh:
Kelompok 1 – Offering C Kelas C
1. Maria A.I.A (110341421573)
2. M. Chakim (110341421559)
3. Nina Yunindar (110341421577)
4. Rosita Nur Fadilah (110341421581)
5. Sofiya Nurjanah (110341421576)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN
BIOLOGI
SEPTEMBER
2011
A. TOPIK
Pengamatan Jaringan Tumbuhan
B. TUJUAN
1.
Dapat menyebutkan macam jaringan
penyusun tumbuhan
2.
Dapat menjelaskan masing-masing jaringan
penyusun tubuh tumbuhan
3.
Dapat menentukan bentuk sel penyusun epidermis
4.
Dapat menunjukkan sel penutup stomata
5.
Dapat menunjukkan rambut daun ( Trikoma daun)
6.
Dapat menunjukkan letak parenkima pada organ tumbuhan
7.
Dapat membedakan macam parenkima pada organ tumbuhan
8.
Dapat mengamati letak jaringan penguat pada tumbuhan
9.
Dapat membedakan kolenkima dan
sklerenkima
10. Dapat menjelaskan susunan berkas
pengangkut dalam organ tumbuhan
11. Dapat menentukan tipe berkas
pengangkut kolateral
C. DASAR
TEORI
Sel tumbuhan memperlihatkan variasinya yang
sangat besar dalam hal ukuran dan strukturnya. Perbedan-perbedaan itu
merefleksikan fungsi yang beragam dari sel-sel tersebut dalam fisiologi tumbuhan yang bersangkutan.
Sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur dan fungsi yang sama membentuk jaringan.
Ilmu yang mempelajari tentang jaringan
tumbuhan disebut dengan histologi. Seringkali dijumpai adanya
sekelompok sel yang secara kesatuan (unit) tampak seperti jaringan, tetapi sebenarnya bukan jaringan
melainkan koloni sel, misalnya pada ganggang Syrogyra dan Volvox.
Beberapa jaringan menyusun organ dan
organ-organ tersebut membentuk satu kesatuan dalam sistem tubuh makhluk hidup.
Jaringan diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda, dapat berdasarkan asal
usul, struktur atau fisiologi. Salah satu klasifikasi yang umum, berdasarkan
aspek morfologis dan fisiologis adalag sebagai berikut.
I.
Jaringan
meristematik (muda)
II.
Jaringan
dewasa
A.
Jaringan
dewasa yang sederhana terdiri dari sebagian besar dari satu tipe macam sel
1.
Epidermis 4. Kolenkima
2.
Parenkima 5. Gabus
3.
Sklerenkima
B.
Jaringan
dewasa majemuk (kompleks) terdiri dari beberapa macam tipe sel
1.
Xilem
2.
Floem
1. Jaringan Meristem
Meristem merupakan
istilah dari kata Yunani, meristes, yang berarti ”terbelah”. Jaringan meristem
Pada Tumbuhan disebut juga jaringan muda karena terdiri dari sel-sel yang masih
muda ( embrional ) dan belum mengalami diferensiasi atau spesialisasi. Jadi,
jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional,
artinya sel-selnya senantiasa aktif membelah diri untuk menambah jumlah sel
tubuh. Sel-sel jaringan meristem pada tumbuhan biasanya berdinding tipis,
vakuola banyak dan ukurannya kecil, mengandung banyak protoplasma, plastida
belum matang, dan inti besar. Bentuk sel penyusun jaringan meristem umumnya
sama ke segala arah.
Sementara
itu, jaringan meristem dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder
berdasarkan asal terbentuknya.
a.
Jaringan Meristem Primer
Jaringan Meristem
primer adalah jaringan muda yang berasal dari sel-sel embrional. Jaringan
Meristem primer merupakan kelanjutan dari kegiatan embrio atau lembaga yang
terdapat pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Hal inilah yang memungkinkan
akar dan batang bertambah panjang sehingga tumbuhan dapat bertambah tinggi.
Daerah-daerah
pada Jaringan meristem primer mempunyai tingkat perkembangan sel berbeda-beda.
Meristem ujung terdapat pada ujung batang tumbuhan. Di dekat meristem ujung
terdapat promeristem dan daerah meristematik lain. Daerah ini terdiri dari
sekelompok sel yang telah mengalami diferensiasi sampai tingkat tertentu dan
terdiri dari tiga jenis jaringan (meristem primer) sebagai berikut.
1) Protoderma,
bagian ini merupakan asal-usul jaringan kulit (epidermis) pada tumbuhan.
2) Prokambium,
bagian ini akan membentuk jaringan ikat pembuluh primer (xilem primer dan floem
primer) dan kambium.
3) Jaringan Meristem dasar, bagian ini
akan membentuk jaringan dasar (parenkim) tumbuhan.
b.
Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan
Meristem sekunder terbentuk dari jaringan dewasa yang telah terhenti
pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional kembali. Kambium gabus pada batang
Dikotil dan Gymnospermae terbentuk dari sel-sel korteks di bawah epidermis.
Bagian ini merupakan salah satu contoh jaringan meristem sekunder pada
tumbuhan.
Sel-sel
kambium tumbuh dan membelah sepanjang hidup tumbuhan, sehingga batang tumbuhan
tumbuh menjadi lebih besar. Jaringan kambium yang terletak di antara xilem dan
floem disebut meristem sekunder. Pertumbuhan sel kambium ke arah dalam akan
membentuk xilem sekunder dan ke arah luar membentuk floem sekunder. Jaringan
kambium dijumpai pada batang tumbuhan anggota kelas Dikotil. Sementara itu,
tumbuhan kelas Monokotil tidak mempunyai jaringan kambium (meristem sekunder)
sehingga batangnya tidak mengalami pertumbuhan sekunder
Jaringan meristem tersusun atas sel-sel yang masih embrional yaitu sel – sel
yang masih aktif membelah. Menurut posisi meristem pada tubuh tumbuhan, meristem
dibagi sebagai berikut:
a.
Meristem apikal, yang terdapat pada pucuk sumbu batang dan akar pokok serta
cabangnya.
b.
Meristem interkalar, yang terdapat diantara jaringan dewasa separti
jaringan pada pangkal ruas rumputan.
c.
Meristem lateral, yang letaknya pararel dengan lingkaran organ tempat meristem tersebut ditemukan,
contohnya: kambium vaskular dan felogen.
2.
Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa
berdasarkan fungsi terdiri atas:
a.
Epidermis beserta derivatnya sebagai jaringan pelindung
b.
Parenkima sebagai jaringan dasar atau pengisi
c.
Kolenkima dan sklerenkima sebagai jaringan penguat
d.
Floem dan xilem sebagai jaringan pengangkut.
a.
Epidermis, merupakan jaringan penyusun
tubuh primer tumbuhan yang
paling luar. Sel epidermis biasanya
terdiri atas satu lapis sel dan
berfungsi untuk melindungi bagian dalam organ
tumbuhan. Permukaan luar epidermis
biasanya mempunyai lapisan ini berguna untuk menahan penguapan air , serta
menambah kekuatan.
Epidermis mempunyai
beberapa fungsi yaitu untuk melindungi kerusakan mekanis pada jaringan lunak yang
berada di sebelah dalam jaringan epidermis. Mencegah penguapan air yang
berlebihan dari jaringan dalam, dapat sebagai tempat menyimpan air pada
beberapa tumbuhan Xerofit, beberapa sel
epidermis dapat berkembang menjadi jaringan sekretorik dan jaringan nektar, stomata pada batang dan daun, dan
bulu penyerap pada akar. Epidermis akar
disebut juga rizodermis. Epidermis pada ujung akar umumnya membentuk tonjolan yang berfungsi untuk penyerapan air
dan disebut rambut atau bulu akar.
Stoma (jamak stomata)
adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup.
Stomata terdapat diantara pada sel-sel epidermis suatu tumbuhan pada
dasarnya ada 2 macam
bentuk sel penutup, yaitu bentuk seperti ginjal atau halter. Sel yang bebatasan langsung dengan
sel penutup disebut sel tetangga, yang jumlahnya bervariasi an dapat dugunakan
untuk menetukan tipe stomata. Stomata dapat ditemukan pada seluruh tubuh
tumbuhan yang berwarna hijau kecuali pada akar. Funsi stomata sebagai pengatur
penguapan, pengatur masuknya gas CO2 dari udaradan keluarnya gas O2ke
udara selama fotosintesis berlangsung dan arah sebaliknya pada waktu resporasi
berlangsung. Berikut
merupakan bagian – bagian dari stomata:
·
Sel Penutup (Guard Cell)
Sel penutup disebut juga sel penjaga. Sel
penutup terdiri dari sepasang sel yang kelihatannya simetris dan umumnya
berbentuk ginjal. Sel-sel penutup merupakan sel-sel aktif (hidup). Pada sel-sel
penutup terdapat kloroplas.
·
Celah (Aperture = porus)
Di
antara kedua sel penutup terdapat celah (porus) yang berupa lubang kecil. Sel
penutup dapat mengatur menutup atau membukanya porus berdasarkan perubahan
osmosisnya.
·
Sel Tetangga (Subsidiary Cell)
Sel
tetangga merupakan sel-sel yang berdampingan atau yang berada di sekitar
sel-sel penutup. Sel-sel tetangga dapat terdiri dari dua buah atau lebih yang
secara khusus melangsungkan fungsinya secara berasosiasi dengan selsel penutup.
·
Ruang Udara Dalam (Substomata Chamber)
Ruang
udara merupakan suatu ruang antarsel yang besar dan berfungsi ganda dalam fotosintesis,
transpirasi, dan juga respirasi.
Stomata dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai
berikut :
·
Stomata fanerofor, yaitu stomata yang
sel-sel penutupnya terletak pada permukaan daun (menonjol) sehingga memudahkan
pengeluaran air, misalnya pada tumbuhan hidrofit.
·
Stomata kriptofor, yaitu stomata yang
sel-sel penutupnya berada jauh di bawah permukaan daun (tersembunyi), fungsinya
untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Contohnya pada tumbuhan xerofit.
Trikoma (jamak:Trikomata)
juga merupakan salah satu derivat epiermis yang nampak menonjol dan mempunyai
bentuk khusus. Trikomata dapat berupa sebuah sel sederhana atau terdiri atas beberapa sel, dapatberupa dertan
sel atau bebrapa deret. Trikomata pada batang dan daun umumnyauntuk mengurangi
penguapan atau menghasilkan zat-zat tertentu. Trikomata pada akar disebut bulu
akar. Berdasar pada ada tidaknya fungsi sekresi, trikomata dapat dibedakan
menjadi trikoma grandular, jika salah satunya mempunyai fungsi sekresi (berfungsi
sebagai kelenjar yang menghasilkan sesuatu) dan trikoma non-glandular (rambut
penutup), jika tidak ada sel penyusunnya yang berfungsi untuk sekresi.
Selain stomata dan trikomata dikenal derivat
epidermis lainnya yang disebut sel kipas pada epidermis daun suku Gramineae
(rumput-rumputan) yang berfungsi untuk menggulung daun sehingga mengurangi
penguapan. Sel silika dan sel gabus diduga sebagai penguat, misalnya terdapat
pada epidermis batang tebu.
Ada juga sejenis jaringan tertentu yang sifatnya
lebih kuat dari epidermis, jaringan ini dikenal sebagai jaringan gabus (cork
tissue). Biasanya jaringan gabus ini berada di bagian tepi, meskipun tidak
mutlak dan banyak terdapat pada tumbuhan yang berumur panjang. Dalam hal ini,
biasanya epidermis tumbuhan telah mati atau tidak aktif lagi sebelum terjadi
penggabusan itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jaringan gabus ini
menggantikan fungsi epidermis. Selain itu, jaringan gabus juga berfungsi
sebagai pembatas antara jaringan-jaringan di dalam tumbuhan. Jaringan gabus
dibedakan menjadi 3 macam yaitu eksodermis, endodermis, dan kulit gabus
(peridermis).
Jika
epidermis hilang atau rusak, lapisan sel di bawahnya akan berubah menjadi
jaringan pelindung dan bergabus yang mengandung suberin. Jaringan inilah yang
dinamakan eksodermis. Endodermis adalah lapisan sel yang terdapat dalam akar
yang dinding selnya bergabus. Lapisan sel ini sering dianggap sebagai lapisan
sel yang paling dalam dari korteks (kulit kayu) atau lapisan sel paling luar
dari silinder pusat (stele).
Sementara itu,
kulit gabus atau peridermis mempunyai bagian-bagian sebagai berikut.
a) Felogen (cork
cambium) yaitu kambium gabus yang merupakan suatu lapisan sel meristematis.
b) Felem (cork) yaitu gabus sebagai produk
dari felogen yang terbentuk ke arah luar.
c) Feloderma
yaitu suatu parenkim gabus yang dapat dikatakan hampir homogen dengan parenkim
korteks yang terbentuk ke arah dalam.
b.
Parenkima, Parenkima merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan
terdapat pula pada berbagai organ sebagai jaringan yang bersinambungan seperti
pada korteks dan empulur batang, korteks akar, jaringan dasar pada tangkai
daun,mesofil daun, bagian buah yang berdaging, serta juga terdapat pada floem
dan xilem.
Parenkima terdiri dari
sel hidup yang bermacam-macam bentuk sesuai dengan fungsinya yang berbeda-beda
pula. Parenkima umumnya berupa jaringan yang selnya tidak banyak menunjukkan
spesialisasi dan dapt terlibat dalam berbagai fungsi fisiologi tumbuhan. Oleh
karena merupakan sel hidup, sel parenkima dapat membelah meskipun telah dewasa
sehingga dapat berfungsi sebagai jaringan yang meristematik. Sebab itu, sel
parenkima berperan penting dalam penyembuhan luka serta regenerasi.
Banyak sel parenkima
bersegi banyak dan garis tengahnya dalam berbagai arah bidang hampir sama (isodiametris). Parenkima mempunyai
bentuk-bentukk lain antara lain: prismatis memanjang, bentuk tidak teratur,
bercabang-cabang berbentuk bintang (aktinenkim),
dindingnya berlekuk-lekuk (parenkima lipatan). Dinding sel parenkima biasanya
berdinding tipis, bervakuola besar dengan protoplas hidup. Dinding sel biasanya
mengalami penebalan primer yang tersusun atas selulose. Pada parenkima
kadang-kadang dijumpai ruang antar sel, bahkan pada organ tertentu ruang antar
selnya sangat luas.
Isi sel parenkima
tergantung pada aktivitas selnya, selain dapat berisi kloroplas mungkin juga
berisi kristal, tanin minyak dan hasil sekresi lainnya, amilum dan aleuron.
Pada beberapa tempat tertentu sel parenkima mengandung kloroplas sehingga dapat
berasimilasi, parenkima yang demikian disebut klorenkima. Pada daun dijumpai
klorenkim yang selnya memanjang ke arah radial dan tersusun rapat seperti pagar
maka dinamai jaringan tiang (parenkima palisade). Disamping itu ada parenkima
yang membentuk ruang antar sel kecil-kecil sehingga seperti sponsa dinamakan
jaringan batu karang.
c.
Kolenkima dan skelrenkima
Jaringan khusus yang
bertugas memberikan pengokohan atau kekuatan pada tumbuhan tingkat tinggi
dinamakan mekanik atau penguat. Jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas
kolenkima yang umunya membrikan pengokohan kepada bagian tumbuhan yang masih
muda dan sklerenkima pada tumbuhan muda atau tua.
i.
Jaringan
kolenkima
Sel-sel kolenkima merupakan sel hidup, bentuknya
memanjang, dan pada umunya memiliki dinding yang tidak merata penebalannya.
Ujung sel-selnya mungkin siku, serong atau meruncing. Dinding kolenkima hanya
memiliki dinding primer dan mengandung selulose, hemiselulose, pektin. (manan),
dan air dengan kadar air tinggi. Dinding sel umumnya tak mengandung zat kayu
dan bersifat plastis, yaitu berkembang dan menyesuaikan diri dengan pertumbuhan
memanjang organ dan dapat merenggang secara permanen bersama dengan pertumbuhan
organ tempatnya berada. Sel-sel kolenkima dapat mengandung kloroplas sehingga
mampu melakukan proses fotosintesis, dan dapat mengandung tanin.
Jaringan ini berfungsi
sebagai penguat pada organ muda dan tua (terutama pada tumbuhan lunak).
Jaringan kolenkiam umumnya terdapat pada daerah perifer, misalnya langsung
berada di sebelah dalam epidermis atau di daerah korteks yang dipisahkan dari
epidermis oleh beberapa lapis parenkima. Bila epidermis langsung berbatasan
dengan kolenkima, dinding selnya akan menebal seperti kolenkima itu. Ukuran dan
bentuk sel kolenkima beragam. Sel dapat berupa prisma atau bisa pula panjang
seperti serat dengan ujung meruncing. Namun antara kedua bentuk tersebut
terdapat bentuk peralihan.
ii.
Jaringan sklerenkima
Sklerenkima merupakan
jaringan yang terdiri dari sel dengan dinding yang mengalami penebalan primer
dan penebalan sekunder yang tebal dan keras, dengan berlignin atau senyawa lain
(selulosa) dan menunjukkan sifat elastis atau kenyal. Dinding sel umunya
mengalami penebalan merata dan tebal. Pada sel-sel yang telah dewasa biasanya
tidak terdapat protoplasma.
Bentuk sel penyusun sel
sklerenkima bermacam-macam kareana asal adan perkembangannya berbada-beda,
tetapi pada dasranya dapat dibagi atas dua kelompok yaitu, serabut atau serat
skelrenkima dan sklereid. Serabut atau serat terdiri dari sel yang panjang
sedang sklereid adalah sel pendek, meskipun bentuk senaliknya juga ditemukan.
Dengan demikian ukuran sel tidak cukup digunakan sebagai pembeda. Sklereid di
bentuk dari sel parenkim yang dindingnya mengalami penebalan sekunder sedangkan
serabut sklerenkima berkembang dari sel-sel meristem.
1)
Serabut
sklerenkima
Serabut sklerenkima terdapat di berbagai
bagian tubuh tumbuhan, dapat berupa sel tunggal di antara jaringan dasar,
tetapi umumnya bergerombol membentuk pita, anyaman, atau anyaman padat
berbentuk silinder sejajar permukaan tubuh. Sel-sel serabut sklerenkima
memanjang dengan ujung meruncing. Ruang sel atau lumennya sempit dan letaknya
di tengah serabut. Noktah-noktah biasanya kecil, berbentuk bulat atau seperti
celah. Jika sel telah dewasa dan tidak mengandung protoplas, noktah-noktah itu
tidak berfungsi lagi. Noktah mungkin banyak, tetapi mungkin sedikit. Pada
serabut yang dindingnya sangat tebal, mungkin noktah sudah tidak nyata lagi.
Pada
perkembangan serabut, protoplas biasanya jadi berinti banyak. Jika telah
dewasa, pada umumnya protoplas hilang, sel mati dan lumennya kosong. Serabut
sklerenkima terdapat di akar, batang, daun, dan buah; terdapat dalam berbagai
jaringan yang lain. Serabut mungkin terdapat di antara xylem dan floem sebagai
berkas atau sebagai sarung yang menyelubungi berkas pengangkut, tetapi terutama
terdapat di daun atau jaringan-jaringan yang bersifat parenkima di daerah
empulur dan korteks. Pada daun tumbuhan monokotil, serabut sklerenkima tidak
hanya terdapat sebagai selubung berkas pengangkut. Tetapi juga mengelompok di
antara berkas pengangkut dengan epidermis atas maupun bawah dari tulang
daunnya.
2)
Sklereid(a)
Sklereid(a) terdapat di berbagai tempat dalam
tubuh tumbuhan. Sklereid sering berhimpun menjadi kelompok sel keras diantara
sel parenkima sekelilingnya, misalnya pada parenkima korteks, empulur batang
dan tangkai daun, parenkima akar, mesofil daun, daging buah, dan kulit biji.
Letak sklereid di dalam jaringan dapat tersebar di sembarang tempat atau pada
kedudukan tertentu, misalnya di ujung-ujung urat daun (sklereid terminal), atau
di tepi daun. Sklereid umumnya berbentuk lebihpendek disbanding serabut
sklerenkima atau membulat.
d. Floem dan Xilem
Pada tumbuhan berpembuluh, pengangkutan air
serta garam mineral maupun hasil fotosintesis dilakukan oleh jaringan pembuluh
atau jaringan angkut yang terdiri dari dua kelompok sel yang asalnya sama,
namun berbeda bentuk, struktur dinding, serta isi selnya.
Kedua kelompok sel itu adalah:
Xilem – fungsi utamanya mengangkut air tanah serta
zat yang terlarut di dalamnya.
Floem – fungsi utamanya mengangkut zat makanan
hasil fotosintesis.
Baik kelompok sel xylem maupun sel floem
membentuk berkas atau untaian dalam tubuh tumbuhan dan biasanya sejajar dengan
sumbu organ yang menjadi tempatnya. Pada batang, berkas xylem umumnya bergabung
dengan berkas floem dalam duatu ikatan berkas pembuluh. Kombinasi xylem dan
floem itu membentuk sistem jaringan pembuluh yang sinambung di seluruh tubuh
tumbuhan, termasuk semua cabang batang dan akar.
Xilem terdiri atas beberapa tipe sel yang
berbeda dan masing-masing juga disebut elemen xylem atau unsure xylem. Bagian
elem xylem adalah unsure vasala (trakea/pembuluh kayu dan trakeid), serabut
xylem (serabut trakeid, serabut kayu), dan parenkim xylem (parenkim kayu).
Sel-sel trakeida umumnya pendek dan diameternya lebih sempit, trakea merupakan
buluh yang lebih panjang dan lebar dan mempunyai lubang perforasi pada
ujungujungnya.
Floem terdiri
atas beberap atipe sel yang berbeda dan masing-masing juga disebut sebagai
elemen floem. Bagian elemen floem adalah unsure kribal/unsure tapis (sel tapis
dan pembuluh tapis), sel pengiring/sel pengantar, serabut floem (serat floem,
serabut sklerenkim) dan sklereid, dan parenkim floem. Sel tapis dan buluh tapis
serta sel pengiring yang berfungsi untuk menyalurkan makanan jarak jauh.
Xilem dan floem di dalam organ tumbuhan selalu
berdekatan. Bahkan membentuk suatu ikatan pembuluh atau berkas pengangkut. Di
dalam batang dapat dijumpai berkas pengangkut kolateral, yaitu berkas
pengangkut yang mengandung unsure xylem dan floem bersama-sama. Jika letak
xylem dan floem berdampingan, umumnya floem di sebelah luar xylem maka disebut
tipe kolateral; bila antara xylem dan floem berdampingan langsung tanpa adanya
cambium disebut kolateral tertutup, dan bila antara xylem dan floem terdapat
cambium disebut dengan kolateral terbuka. Kadang-kadang dijumpai berkas
pengangkut yang dikelilingi sklerenkima, berkas yang demikian disebut berkas
pengangkut fibrovaskuler.
D.
ALAT DAN BAHAN
1.
Mikroskop
2.
Kamera
3.
TV
kabel
4.
Preparat
awetan irisan melintang batang jagung (Zea
mays)
5.
Preparat
awetan irisan melintang batang waluh (Cucurbita
moschata)
6.
Preparat
awetan irisan melintang daun bunga mentega (Nerium
oleander)
7. Preparat awetan irisan melintang daun sere (Cymbopogon nardus)
E.
PROSEDUR KERJA
Pengamatan obyek dilakukan dibawah mikroskop
majemuk (cahaya) dengan perbesaran lemah (okuler 10X dan obyektif 10X) terlebih
dahulu. Bila kurang jelas gunakan perbesarn kuat(okuler 10X dan objektif
40/45X). Lalu buatlah gambar secara rinci dari hasil pengamatan pada satu
sektor.
1.
Pengamatan
pada preparat awetan irisan melintang batang Zea mays (jagung)
a.
Mengambil
awetan preparat ini
b.
Mengamati
dibawah mikroskop, diperhatikan sel-sel epidermis, meiliki berapa lapis
c.
Memperhatikan
jaringan hipodermis yang bersifat sklerenkimatis
d.
Membedakan
antara korteks dan daerah empulur. Jaringan yang terdapat di sebelah dalam dari
hipodermis yang bersifat sklerenkimatis adalah
parenkima, diperhatikan.
e.
Memperhatikan
letak berkas pengangkut yang tersebar, dan menyebutkan tibe berkas
pengangkutnya.
f.
Membuat
bagan/skema penampang batang secara keseluruhan, menggambar satu sektor dan
memberi keterangan secara rinci
2.
Pengamatan
pada preparat awetan irisan melintang batang Cucurbita moschata (waluh)
a.
Mengamati
preparat awetan batang waluh dibawah mikroskop
b.
Pada
bagian korteks memperhatikan jaringan kolenkima, terdiri dari berapa lapis
c.
Memperhatikan
jaringan parenkimanya, berada di daerah manakah dari organ ini.
d.
Memperhatikan
jaringan sklerenkimanya. Pada bagian stele diperhatikan susunan berkas
pengangkutnya.
e.
Menyebutkan
tipe berkas pengangkutnya
f.
Membuat
bagan penampang melintang batang secara keseluruhan, menggambar satu sektor
dengan rinci.
3.
Pengamatan
pada preparat awetan irisan melintang daun Nerium
orleander (bunga mentega)
a.
Mengambil
preparat awetan irisan melintang daun bunag mentega
b.
Mengamati
dibawah mikroskop, memperhatikan epidermis yang terletak pada pernukaan atas,
ada berapa lapis, dan mengamati lapisan kutikula yang tebal.
c.
Menunjukkan
mesofilnya (daerah mana diantara epidermis atas dengan epidermis bawah kecuali
berkas pengangkut) yang terdeferensiassi menjadi dua macam jaringan parenkim,
jaringan apa itu.
d.
Memperhatikan
epidermis bawahnya, memperhatikan trikoma dan stomatanya, terletak di mana.
e.
Mengamati
bagian tulang daunnya, mengamati susunan berkas pengangkutnya
f.
Membuat
skema/bagan penampang daun secara keseluruhan dengan melibatkan penampang
tangkai daun, digambar sebagian secara rinci.
4.
Pengamatan
pada preparat awetan irisan melintang daun Cymbopogon
nardus (sere)
a.
Mengambil
preparat awetan irisan melintang daun sere
b.
Mengamati
di bawah mikroskop, memperhatikan epidermis yang terletak pada permukaan atas
maupun bawah daun. Ada berapa lapis, dan pada permukaaan epidermis yang mana
terdapat stomata.
c.
Menunjukkkan
mesofilnya yang tersusun atas sel berdinding tipis, dan menunjukkan apakah
mesofilnya terdeferensiasi menjadi parenkim palisade dan bunga karang.
d.
Memperhatikan
sel-sel parenkima yang membentuk selubung berkas pengangkut. Memperhatikan ibu
tulang daunnya bagaimana susunan berkas pengangkutnya.
e.
Menunjukkkan
bagaiman kedudukan xilem terhadap floemnya, adakah jaringan penguatnya, kalau
ada di bagian mana.
f.
Membuat
bagan penampang/skema daun secara keseluruhan dengan melibatkan penampang
tangkai daun, dan digambar secara rinci.
F.
DATA
G.
ANALISIS DATA
1.
Batang Zea mays (jagung)
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pada
batang Zea mays, maka diperoleh
sturktur jaringan penyusunnya sebagi berikut:
1) Epidermis
2) Sklerenkim
3) Parenkim
4) Sarung sklerenkim
5) Xilem
6) Floem
Dari hasil pengamatan yang dilakukan,
penampang melintang batang jagung tersusun dari beberapa jaringan. Terdapat
jaringan epidermis yang melindungi organ dalam dari batang jagung. Selain itu
terdapat juga jaringan dasar yang menyuunnya, yang biasa disebut dengan
parenkim. Berkas pengangkut yang terdapat pada batang jagung terdiri dari floem
(bentuknya lebih tipis) dan xilem. Sarung sklerenkim dan ruangan reksigen juga
terkandung pada batang Zea mays (jagung).
2.
Batang Cucurbita moschata (waluh)
Berdasarkan pada pengamatan
yang kami lakukan, maka diperoleh sturktur jaringan penyusunnya sebagai
berikut:
1) Epidermis
2)
Kolenkim
3) Serabut sklerenkim
4) Parenkim
5) Floem
6) Kambium
7) Xilem
Berdasarkan hasil pengamatan, batang dikotil
waluh terdiri dari jaringan epidermis, kolenkim (yang terletak tepat di bawah
jaringan epidermis dan berfungsi sebagai jaringan penyokong). Selain itu,
terdapat jaringan penyokong lain, yaitu serabut sklerenkim, floem, dan xilem.
Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
Sedangkan xilem, digunakan untuk mengangkut air dan unsur hara dari tanah.
Xilem pada batang ini terdiri dari trakea (bentuknya lebih besar) dan trakeid.
Jaringan parenkim yang berfungsi sebagai jaringan dasar terletak pada penampang
melintang batang ini. Jaringan parenkim pada batang ini mengandung kloroplas
yang dapat disebut dengan klorenkim. Dan di antara xilem terdapat kambium.
3.
Daun Nerium oleander (bunga mentega)
Berdasarkan pengamatn yang kami lakukan di
temukan struktur daun , yeng terdiri dari:
1) Kutikula
2) Epidermis atas berlapis 3
3) Parenkim palisade
4) Parenkim sponsa
5) Epidermis bawah
6) Kristal Ca-oksalat (tipe drussen)
7) Stomata
8) Trikoma
9) Berkas pengangkut pada urat daun
Dari hasil pengamatan, jaringan epidermis pada
daun bunga mentega terletak pada bagian paling atas dan bawah. Jaringan
epidermis atas dilapisi oleh kutikula yang dapat mencegah penguapan air. Di
bawah jaringan epidermis atas terdapat parenkim palisade (jaringan tiang) yang
tersusun seperti pagar dan mengandung klorofil. Parenkim sponsa juga menyusun
daun bunga mentega tepat di bawah jaringan parenkim palisade. Pada bagian bawah
terdapat stomata dan trikomata yang merupakan hasil derivat epidermis. Berkas
pengangkut untuk proses dalam transfer bahan dan hasil fotosintesis juga
terdapat pada daun ini, kristal Ca-oksalat juga terdapat di dalamnya.
4.
Daun Cymbopogon nardus (sere)
Berdasarkan
pengamatan yang kami lakukan terhadap daun . Dapat dilihat srukturnya yang
terdiri dari:
1)
Epidermis
2)
Sel kipas
3)
Sklerenkima
4)
Jaringan sponsa
5)
Xilem
Jaringan
Pengangkut
6)
Floem
7)
Ruang reksigen
8)
Sel pengiring
9)
Mestom
Berdasarkan hasil pengamatan, jaringan pertama
yang menyusun daun sere adalah jaringan epidermis. Jaringan epidermis pada daun
ini juga mengalami delivasi yang menghasilkan sel kipas. Sedangkan jaringan
penguat penyusunnya adalah jaringan sklerenkim. Tepat di bawah jaringan
sklerenkim terdapat ruang reksigen yang memiliki bentuk lebih besardari sklerenkim.
Berkas pengangkut dari daun ini terdiri dari xilem dan floem. Dinding xilem
terlihat lebih tebal daripada dinding floem. Sponsa yang merupakan jaringan
parenkim yang membentuk ruang antar sel kecil-kecil juga menyusun struktur daun
sere ini. Pada tepi floem terdapat sel pengiring yang mengitsrinys. Selain itu,
juga terdapat mestom pada penampang melintang daun sere.
5.
Akar Zea mays (Jagung)
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, maka
struktur akar monokotil, yaitu:
1) Rambut akar
2) Epidermis
3) Korteks
4) Endodermis
5) Floem
6) Xilem
7) Perisikel
8) Empulur
Dari hasil pengamatan, akar jagung tersusun
dari beberapa jaringan. Epidermis terdapat pada bagian paling atas dari
penampang melintang akar jagung.jaringan yang digunakan sebagai penguat akar
ini adalah jaringan sklerenkim. Di bawah jaringan sklerenkim terdapat parenkim
korteks yang berbentuk segi enam. Endodermis dan perisikel juga menyusun akar Zea mays (jagung). Xilem dan floem juga
terdapat di dalamnya.
6.
Akar Heliantus annus (Bunga Matahari)
Pada pengamatan yang kami lakukan terhadap
akar bunga matahari, kami menemukan struktur jaringan penyusun bunga matahari
sebagai berikut:
1) Epidermis
2) Endodermis
3) Floem
4) Perisikel
5) Xilem
Akar bunga matahari
tersusun atas beberapa jaringan antara lain, epidermis yaitu jaringan pelindung sesuai namanya jaringan ini
melindungi jaringan yang ada dibawahnya tepatnya jaringan yang lunak, korteks terdiri dari beberapa lapis sel yang terdekat dengan
epidermis tersusun atas kolenkim sedangkan semakin menjauhi epidermis tersusun
atas parenkim, stele atau silinder pusat
merupakan lapisan terdalam akar, endodermis tersusun atas selapis sel yang menjadi pemisah antara
stele dan korteks, perisikel meupakan lapisan terluar
dari stele, xilem, floem keduanya merupakan
berkas pengangkut pada tumbuhan.
H.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan tampak adanya
jaringan-jaringan pada akar, antara lain epidermis yang biasa disebut kulit
luar, floem atau pembuluh tapis, xilem atau pembuluh kayu dan epidermis, ini
menunjukkan bahwa pada akar, batang, dan daun pada tumbuhan memiliki jaringan
didalamnya. Xilem dan floem disebut jaringan pengangkut yang terdapat pada
berkas ikatan pembuluh. Berkas pembuluh yang bentuknya khas menghadap ke dalam
disebut xilem. Tumbuhan diantara xilem dan floem terdapat kambium. Hal ini
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Soeprapto (1994) bahwa tumbuhan
memiliki kambium.
Jaringan-jaringan
yaang terdapaat pada tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda. Batang tanaman
monokotil terdiri atas tepi eksternal dan di tengah penuh empulur. Batang pada
tanaman dikotil terdiri atas tiga daerah yaitu kulit, kayu, dan empulur. Hal
ini sesuai dengan pendapat Yartim (1987) berkas pengangkut dibungkus dengan
berkas pengangkut dan tidak terdapat empulur dan kambium.
Perbedaan tumbuhan dikotil dan
monokotil yaitu tumbuhan dikotil berakar tunggang bercabang, berkambium, batang
bercabang, kolateral terbuka, pembuluh angkut teratur di dalam lingkaran.
Tumbuhan monokotil berakar serabut, tidak berkambium, batang tidak bercabang, pembuluh
angkut kolateral tertutup, pada akar pembuluh angkut tersebar. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan Kimball (1992).
Xilem dan floem
disebut jaringan pengangkut yang terdapat pada berkas ikatan pembuluh. Berkas
pembuluh yang bentuknya khas menghadap ke dalam disebut xilem. Tumbuhan
diantara xilem dan floem terdapat kambium. Hal ini sesuai dengan pendapat
Soeprapto (1994) bahwa tumbuhan memiliki kambium.
Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi
dua yaitu jaringan muda atau meristem dan jaringan dewasa atau permanen
(Kimball,1992). Jaringan terdiri dari jaringan muda atau meristem, jaringan
dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem, dan floem (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu
meristem apikal yang terletak di ujung batang dan akar, meristem lateral yang
terletak di kambium gabus dan meristem interkalar yang terletak diantara satu
dan lainnya (Kimball,1992). Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri
atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis,
dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya
(Yartim, 1987). Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat
meristematik. Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama
relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil (Prawiro, 1997).
Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu
jaringan epidermis dan jaringan parenkim (Yartim, 1987). Jaringan permanen
merupakan jaringan yang telah mengalami deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa
tidak membelah diri, bentuknya pun relatif permanen serta rongga selnya besar
(Mulyani, 1980). Sel perenkim terdapat di berbagai sebagian tumbuhan, bentuknya
besar-besar dan berdinding tipis (Kimball, 1991). Fungsi utama sel parenkim
sebagai tempat cadangan makanan serta sebagai jaringan penyokong (Prawiro,
1997).
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang
berfungsi untuk menyokong agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat.
Jaringan penyokong dibagi menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim
(Mulyani, 1980). Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong yang masih muda,
jaringan yang berdinding tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan
sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding
sel yang tidak elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan
dibagun dalam lapis yang sama di sekitar batas sel (Mukhtar, 1992). Jaringan
sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal.
Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan
buah keras (Kimball, 1991).
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang
berguna untuk transportasi hasil asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan
dan pengangkutan air serta garam-garam mineral (Kimball, 1992). Jaringan pengangkut
dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem, xilem merupakan jaringan kompleks
yang terdiri dari sel mati maupun hidup. Floem merupakan jaringan kompleks yang
tediri dari berbagai unsur dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim
serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis
(Mulyani, 1980). Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa
sel yang mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel
yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991). Xilem
dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem
berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh
beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya
berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).
I.
DISKUSI
1.
Berikut adalah macam jaringan yang menyusun organ:
a.
Batang Zea Mays (Jagung)
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan pada
batang Zea mays, maka diperoleh
sturktur jaringan penyusunnya sebagi berikut:
·
Epidermis
·
Sklerenkim
·
Parenkim
·
Sarung
sklerenkim
·
Xilem
·
Floem
b.
Batang Cucurbita moschata (Waluh)
Berdasarkan pada pengamatan yang kami lakukan, maka diperoleh
sturktur jaringan penyusunnya sebagai berikut:
·
Epidermis
·
Kolenkim
·
Serabut
sklerenkim
·
Parenkim
·
Floem
·
Kambium
·
Xilem
c.
Daun Nerium oleander (Bunga
Mentega)
Berdasarkan
pengamatn yang kami lakukan di temukan struktur daun , yeng terdiri dari:
·
Kutikula
·
Epidermis
atas berlapis 3
·
Parenkim
palisade
·
Parenkim
sponsa
·
Epidermis
bawah
·
Kristal
Ca-oksalat (tipe drussen)
·
Stomata
·
Trikoma
·
Berkas
pengangkut pada urat daun
d.
Daun Cymbopogon nardus (Sere)
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan
terhadap daun . Dapat dilihat srukturnya yang terdiri dari:
·
Epidermis
·
Sel kipas
·
Sklerenkima
·
Jaringan sponsa
·
Xilem
Jaringan
Pengangkut
·
Floem
·
Ruang reksigen
·
Sel pengiring
·
Mestom
2. Tumbuh-tumbuhan
memerlukan perlindungan dari semua pengaruh luar yang merugikan pertumbuhannya,
misalnya kekurangan air, kerusakan mekanis, suhu udara yang terlalu tinggi atau
rendah, kehilangan zat-zat makanan, serta perlindungan terhadap serangan penyakit
dan hama. Jaringan pelindung pada tumbuhan berupa jaringan epidermis dan
jaringan gabus.
3. Trikoma (jamak:Trikomata)
juga merupakan salah satu derivat epidermis yang nampak
menonjol dan mempunyai bentuk khusus. Trikomata dapat berupa sebuah sel
sederhana atau terdiri atas beberapa
sel, dapat berupa dertan sel atau bebrapa deret. Trikomata
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Memperbesar
fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung terutama mencegah penguapan yang
berlebihan. Misalnya trikomata pada daun, tulang daun, dan batang.
b. Sebagai
alat pengisap air dan garam-garam tanah, misalnya bulu akar.
c. Membantu
penyebaran biji dan memungkinkan biji-biji itu tumbuh.
d. Melindungi
tumbuhan dari gangguan luar. Misalnya rambut-rambut penyengat (pneumatokist).
e. Sebagai
alat penerus rangsang yang datang dari luar. Misalnya trikomata pada daun
tembikar.
f.
Sebagai alat sekresi.
Selain stomata dan trikomata dikenal derivat epidermis
lainnya yang disebut sel kipas pada epidermis daun suku Gramineae
(rumput-rumputan) yang berfungsi untuk menggulung daun sehingga mengurangi
penguapan. Sel silika dan sel gabus diduga sebagai penguat, misalnya terdapat
pada epidermis batang tebu.
4.
Ciri utama sel parenkim adalah
memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami
penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau
memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang
lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya
membulat.
Sel
parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses
fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim
bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk
fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Selain itu
jaringan ini terkadang juga bisa berfungsi seperti jaringan meristem yang dapat
membelah (Kimball, 1983)
5.
Sistem
jaringan penguat pada daun terdiri atas kolenkim dan sklerenkim
i.
Jaringan
kolenkim berfungsi sebagai penguat pada organ muda dan tua (terutama pada
tumbuhan lunak). Jaringan kolenkim memiliki bentuk yang memanjang, dan pada
umumnya dinding dari kolenkim mengalami penebalan yang tidak merata.
Ujung-ujung selnya memiliki beberapa variasi bentuk, seperti bentuk siku,
serong atau meruncing. Ukuran dan bentuk sel kolenkim baragam. Sel dapat berupa
prisma atau dapat pula panjang seperti serat dengan ujung meruncing, namun
diantara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk peralihan.
ii.
Jjaringan
sklerenkim merupakan jaringgan yang terdiri dari sel dengan dinding yang
mengalami penebalan. Pada dasarnya, sel penyusun sklerenkim dibagi atas 2
kelompok yaitu serabut atau serat sklerenkim dan juga sklereid. Serabut
sklerenkim terdapat di berebagai bagian tu buh tumbuhan. Sel-sel serabut
sklerenkim berbentuk memanjang ddengan ujung meruncing. Sama halnya dengan
serabut sklerenkim, sklereid juga terdapat di hampir seluruh tubuh tumbuhan.
6.
Sifat - sifat jaringan mekanik
a.
Jaringan
kolenkim
→
sel-selnya hidup
→ memiliki
kadar air tinggi
→ tidak
mengandung zat kayu
→ plastis
b.
Jaringan
sklerenkim
→
dinding selnya tebal dan keras
→ memiliki lignin
→ elastis atau kenyal
→ biasanya tidak memiliki
protoplasma
7.
Pada daun bunga Mentega
terdapat dua macam jaringan parenkim, yaitu:
a.
Jaringan Tiang atau
Parenkim Palisade merupakan sel-sel parenkim yang terdapat di daun. Jaringan
ini terdiri dari sel-sel yang bentuknya memanjang dan banyak mengandung
klorofil.
b.
Jaringan bunga karang
atau parenkim spons merupakan sel-sel parenkim yang berada dibawah lapisan
jaringan parenkim palisade.
8.
Perbedaan Xilem dan Floem
berdasarkan pengamatan preparat, yaitu:
·
Xilem
-
Berdinding tebal
-
Ukuran sel lebih besar
·
Floem
-
Berdinting tipis
-
Ukuran sel lebih kecil
J.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa akar, batang, dan daun
tumbuhan memiliki jaringan yaitu jaringan meristem, epidermis, kolenkim,
parenkim, dan jaringan pengangkut (xylem dan floem). Terdapat xilem dan floem
sebagai alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Tanaman monokotil
dan tanaman dikotil semuanya memiliki xilem dan floem berfungsi sebagai
jaringan pengangkut.
Pada tumbuhan
juga terdapat jaringan epidermis yang berfungsi untuk melindungi mekanis dan
berperan dalam membatasi transpirasi da pertukaran udara. Jaringan parenkim
berfngsi sebagai jaringan dasar, kolenkim berfungsi untuk memperkokoh pada
tumbuhan yang masih muda, sedangkan sklerenkim berfungsi untuk memperkokoh baik
tumbuhan tua maupun muda.
K.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina,
Dia; C. Muslim; S.
Manaf. dan E.W. Winarni. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI.
Jakarta : esis.
Campbell, Neil A. and Reece, Jane B. 2005. Biology 7th Edition. San Fransisco:
Pearson Education.
Kimball, John W; S.S. Tjitrosomo.
& N. Sugiri. 1983. Biologi Jilid I Edisi Kelima.Jakarta
: Penerbit Erlangga
Setjo, Susetyoadi; Kartini E; M.Saptasari. & Sulisetijono. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang : Jica
1 komentar:
terimakasih atas informasinya....
Posting Komentar