Karbohidrat adalah polisakarida, merupakan sumber energi
utama pada makanan. Nasi, ketela, jagung adalah beberapa contoh makanan
mengandung karbohidrat.
Penyusun utama karbohidrat adalah karbon, hidrogen, dan
oksigen (C, H, O) dengan rumus umum Cn(H2O)n. Karena inilah maka nama
karbohidrat diberikan. Karbohidrat berasal dari kata ‘karbon’ dan ‘hidrat’.
Atom karbon yang mengikat hidrat (air).
Meskipun beberapa saat kemudian diketahui bahwa hidrogen dan
oksigen berikatan bukan sebagai air, namun kata karbohidrat sudah terlanjur
meluas dan tetap digunakan sampai sekarang.
Terdapat beberapa cara uji kimia untuk mengenali dan
mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada makanan (sample).
1. Uji Molisch
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh
asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil
furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji
positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural
atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish. Uji ini
untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan memberikan
hasil positif.
Cara kerja: sebanyak 5 ml larutan yang di uji (glukosa,
fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati) dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi molish (5% a-naphtol dalam 95%
etanol), dicampur rata, kemudian ditambahkan 3 ml asam sulfat pekat secara
perlahan-lahan melalui dinding tabung, warna violet (ungu) kemerah-merahan pada
batas kedua cairan menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna hijau menunjukan
reaksi negatif.
2. Uji Benedict
Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat (gula)
pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas), seperti yang terdapat
pada glukosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+
oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan
zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya
pengendapan CuCO3. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata,
kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange.
Cara kerja: sebanyak 5 ml reaksi Benedict dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 8 tetes larutan bahan yang diuji
dicampur rata dan dididihkan selama 5 menit, biarkan sampai dingin kemudian
diamati perubahan warnanya, jika terbentuk warna hijau, kuning atau endapan
merah bata berarti positif.
3. Uji Seliwanof
Uji seliwanoff bertujuan untuk mengeahui adanya ketosa
(karbohidrat yang mengandung gugus keton). Pada pereaksi seliwanoff, terjadi
perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan hidroksilmetil furfural.
Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna
merah pada larutannya.
Cara kerja: 5 ml peraksi dan beberapa tetes bahan percobaan
dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi, lalu dididihkan selama 30 detik,
kemudian diamati warna yang terjadi.
4. Uji Iod
Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat,
selain monosakarida dapat menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine
dapat membentuk kompleks biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna
merah. Oleh karena itu uji iod ini juga dapat membedakan amilum dan glikogen.
Cara kerja:
pada papan uji diteteskan bahan yang akan diuji, kemudian
ditambahkan dengan satu tetes iodium encer, dan dicampur merata.
Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan hewan maupun
jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dihasilkan oleh
fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat
dalam bentuk glukosa dan glikogen.
Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton
polihidroksil atau turunannya. selain itu, ia juga disusun oleh dua sampai
delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai
rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap
karbohidrat adalah hidrat dari karbon. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat
padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam
air (kecuali beberapa polisakarida).
Karbohidrat dibagi dalam 4 golongan yaitu : monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat
yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida
dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, misalnya triosa
dengan 3 atom C; tetrosa dengan 4 atom C; pentosa dengan 5 atom C; heksosa
dengan 6 atom C dan heptosa sengan 7 atom C. Selain itu dibedakan atas gugus
aldehid atau gugus keton yang dikandungnya menjadi aldosa dan ketosa.
• Monosakarida
meliputi glukosa, galaktosa, manosa, fruktosa, dan lain sebagainya.
• Disakarida
adalah senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi 2 molekul monosakarida.
• Oligosakarida
adalah karbohidrat yang dapat diuraikan menjadi 2 sampai 10 molekul
monosakarida.
• Polisakarida
merupakan polimer yang tetrdiri atas unit-unit monosakarida dan bila
dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida. Glikogen dan
amilum merupakan polimer glukosa.
• Pati /
Amilum
Yang terdapat dalam alam tidak larut dalam air dan
memberikan warna biru dengan iodium. Hasil hidrolisis pati/amilum adalah
glukosa. Hidrolisis pati akan terjadi pada pemanasan dengan asam encer dimana
berturut-turut akan dibentuk amilodeksterin yang memberi warna biru dengan
iodium, eritrodekstrin yang memberi warna merah dengan iodium serta
berturut-turut akan dibentuk akroodekstrin, maltosa, dan glukosa yang tida
memberi warna dengan iodium.
• Glikogen
Terdapat pada hewan, molekulnya lebih kecil daripada amilum.
Glikogen tidak mereduksi larutan Benedict dan dengan iodium memberikan warna
merah.
Uji Karbohidrat:
1. Uji
Molisch
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi
molisch yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural
tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya
dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat. Uji ini bukan uji spesifik
untuk karbohidrat, walalupun hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa
larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat. Terbentuknya cincin ungu
menyatakan reaksi positif.
2. Uji
Benedict
Larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang
mempunyai gugus aldehid atau keton bebas dengan membentuk kuprooksida yang
berwarna. Gula pereduksi beraksi dengan pereaksi menghasilkan endapan merah
bata (Cu2O). Pada gula pereduksi terdapat gugus aldehid dan OH laktol. OH
laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama yang menentukan karbohidrat
sebagai gula pereduksi atau bukan.
3. Uji Barfoed
Uji ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida. Pada
percobaan ini, karbohidrat direduksi pada suasana asam. Disakarida juga akan
memberikan hasil positif bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis.
4. Uji
Seliwanoff
Reaksi ini spesifik untuk ketosa. Dasarnya adalah perubahan
fruktosa oleh asam panas menjadi levulinat dan hidroksimetilfurfural yang
selanjutnya berkondensasi dengan resorsinol membentuk senyawa berwarna merah.
5. Uji
Tollens
Uji ini untuk positif terhadap karbohidrat pentosa yang
membedakannya dengan heksosa.
Uji biuret, uji biuret ini dapt digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya ikatan peptide dalam suatu senyawa sehingga uji biuret dapat
dipakai untuk menunjukan adanya senyawa protein. Langkah pengujian yang dapat
dilakukan adalah larutan sampel yang diduga mengandung protein ditetesi dengan
larutan NaOH kemudian diberi beberapa tetes larutan CuSO4 encer. Apabila
larutan berubah menjadi arna unggu maka larutan tersebut mengandung protein.
1. Uji xantoprotein, uji xantoprotein dapat digunakan
untuk menguji atau mengidentifikasi adanya senyawa protein karena uji
xantoprotein dapat menunjukan adanya senyawa asam amino yang memiliki cincin
benzene seperti fenilalanin, tirosin, dan tripofan. Langkah pengujianya adalah
larutan yang diduga mengandung senyawa protein ditambahkan larutan asam nitrat
pekat sehingga terbentuk endapan berwarna putih. Apabila larutan tersebut
mengandung protein maka endapat putih tersebut apabila di[anaskan akan berubah
menjadi warna kuning.
2. Uji millon, Uji millon dapat digunakan untuk menguji
atau mengidentifikasi adanya senyawa protein yang memiliki gugus fenol seperti
tiroksin. Pereaksi millon terdiri dari larutan merkuro dan merkuri nitrat
dalam asam nitrat.adanya protein dalam sempel dapat diketauhi apabila dalam
sampel terdapat endapan putih dan apabila endapan putih itu dipanaskan akan
menjadi warna merah.
3. Uji belerang, uji belerang dapat digunakan untuk
menguji atau mengidentifikasi adanya senyawa protein karena dapat
menunjukan asam amino memiliki gugus belerang seperti sistin dan metionin.
Langkah pengujianya adalah larutan sampel ditambahkan NaOH pekat kemudian
dipanaskan. Selanjutnya keda;am larutan ditambahkan pula larutan timbale
asetat. Apabila ;larutan mengandung sasam amino yang memiliki gugus belerang
maka warna larutan atau endapat berwarna hitam. Yaiti senyawa timbale sulfide
(PbS).
1 komentar:
dobol erammmm.................... informasinya elekkkkkkkk........banget,gg sesuai......
Posting Komentar