A.
Topik
Pengamatan
Jaringan Tumbuhan
B.
Tujuan
-
Dapat
mengetahui macam-macam jaringan pada tumbuhan
-
Dapat
membedakan struktur anatomi jaringan yang terdapat pada akar, batang, dan
daun tumbuhan yang berbeda-beda
-
Dapat
menyebutkan macam jaringan penyusun tubuh tumbuhan
-
Dapat
menjelaskan masing-masing jaringan penyusun tubuh tumbuhan
-
Dapat
menentukan bentuk sel penyusun epidermis
-
Dapat
menunjukkan sel penutup stomata
-
Dapat
menunjukkan rambut daun (trikomata daun)
-
Dapat
menunjukkan letak parenkima pada organ tumbuhan
-
Dapat
membedakan macam parenkima pada organ daun
-
Dapat mengamati
letak jaringan penguat pada tumbuhan
-
Dapat
membedakan kolenkima dengan sklerenkima
-
Dapat
menjelaskan susunan berkas pengangkut dalam organ tumbuhan
-
Dapat menentukan
tipe berkas pengangkut kolateral
C.
Dasar Teori
Sel tumbuhan memperlihatkan variasinya
yang besar dalam hal ukuran dan strukturnya. Perbedaan-perbedaan itu
merefleksikan fungsi yang beragam dari sel-sel tersebut dalam fisiologi
tumbuhan yang bersangkutan. Sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang sama membentuk jaringan. Ilmu yang mempelajari
tentang struktur jaringan disebut histologi.
Pada awal perkembangan tumbuhan, semua
sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada perumbuhan dan perkembangan
lebih lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di bagian khusus dari
tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah
diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya, pembelahan sel
dapat pula berlangsung pada jaringan lain selain meristem, seperti pada korteks
batang, tetapi jumlah pembelahannya sangat terbatas.
Beberapa jaringan menyusun organ dan
organ-organ tersebut membentuk satu kesatuan dalam sistem tubuh makhluk hidup.
Jaringan diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda, dapat berasal dari asal
usul, struktur atau fisiologi. Salah satu klasifikasi yang umum, berdasar aspek
morfologis dan fisiologis adalah sebagai berikut.
1.
Jaringan meristematik (muda)
2.
Jaringan dewasa
1.
Jaringan
Meristem
Berdasarkan asalnya, meristem dibedakan menjadi meristem primer dan
meristem sekunder.
a. Meristem primer, sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel
embrionik (meristem apikal).
b. Meristem sekunder, sel-selnya
berkembang dari jaringan dewasa yang sudah mengalami diferensiasi. Contohnya
adalah kambium dan kambium gabus (felogen). Pada pertumbuhan sekunder, kambium
dapat membentuk floem sekunder, xilem sekunder, dan kadang-kadang membentuk
jejari empulur (parenkima sekunder). Kambium terdapat pada semua tumbuhan
dikotil.
Jaringan meristem
tersusun oleh sel-sel yang masih embrional yaitu sel-sel yang masih aktif
membelah. Berdasarkan posisi dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi :
a.
Meristem
apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar.
b.
Meristem
interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa. Contohnya, meristem pada
pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau famili rumput-rumputan.
c.
Meristem
lateral, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya. Contohnya
adalah kambium dan kambium gabus (felogen).
2.
Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensisasi.
Jaringan dewasa berdasarkan fungsi terdiri atas :
a.
Jaringan Epidermis
Merupakan jaringan
penyusun tubuh primer tumbuhan yang paling luar. Sel-sel epidermis biasanya
terdiri atas satu lapis sel dan berfungsi untuk melindungi bagian dalam organ
tumbuhan.
Fungsi jaringan
epidermis yaitu untuk melindungi kerusakan mekanis pada jaringan lunak yang
berada di sebelah dalam jaringan epidermis, mencegah penguapan air yang
berlebihan dari jaringan dalam, dapat sebagai tempat menyimpan air pada
beberapa tumbuhan xerofit, beberapa sel epidermis dapat berkembang menjadi jaringan sekretorik
dan jaringan nektar, stomata pada batang dan daun, dan bulu penyerap pada akar.
Sel-sel epidermis dapat
berkembang menjadi alat tambahan atau derivat epidermis, misalnya stoma,
trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika dan sel gabus.
b.
Jaringan Dasar
(Parenkima)
Merupakan bagian utama
sistem jaringan dasar dan terdapat pula pada berbagai organ sebagai jaringan
yang bersinambunganseperti pada korteks dan empulur batang, korteks akar,
jaringan dasar pada tangkai daun, mesofil daun, bagian buah yang berdaging,
serta juga terdapat pada floem dan xilem. Disebut jaringan dasar karena
dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan.
Jaringan parenkim
merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup, dengan struktur
morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan proses
fisiologis.
Banyak sel parenkima
bersegi banyak dan garis tengahnya dalam berbagai arah bidang hampir sama (isodiametris).
Parenkima mempunyai bentuk-bentuk lain antara lain : prismatis, memanjang,
bentuk tidak teratur, bercabang-cabang berbentuk bintang (aktinenkim),
dindingnya berlekuk-lekuk (parenkima lipatan).
Isi sel parenkima tergantung
pada aktivitas selnya, selain dapat berisi kloroplas mungkin juga berisi
kristal, tanin, minyak dan hasil sekresi lainnya, amilum dan aleuron. Pada
beberapa tempat tertentu sel parenkima mengandung kloroplas sehingga dapat
berasimilasi, parenkima yang demikian disebut klorenkima. Pada daun dijumpai
klorenkim yang selnya memanjang ke arah radial dan tersusun rapat seperti pagar
maka dinamai jaringan tiang (parenkima palisade). Selain itu ada juga parenkima
yang membentuk ruang antar sel kecil-kecil sehingga seperti sponsa dinamakan
bunga karang.
c.
Jaringan
Penguat/Penyokong
Merupakan jaringan yang
menguatkan tumbuhan. Berdasarkan betuk dan sifatnya dibedakan menjadi :
·
Jaringan
Kolenkima
Terdiri dari sel-sel
hidup yang bagian sudut dindingnya mengalami penebalan selulosa. Jaringan
kolenkima terutama terdapat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Jaringan ini berfungsi
sebagai penguat pada organ muda dan tua (terutama pada tumbuhan lunak).
Jaringan kolenkima umumnya terdapat di daerah perifer, misalnya langsung berada
di sebelah dalam epidermis oleh beberapa lapis parenkima.
·
Jaringan
Sklerenkima
Jaringan sklerenkima
tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan
sehingga memiliki sifat kuat. Jaringan sklerenkima terdiri atas serabut
(serat-serat sklerenkim) dan sklereid (sel-sel batu).
-
Serabut
sklerenkima
Umumnya terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran.
Di dalam berkas pengangkut, serabut biasanya merupakan suatu seludang yang
berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam
xilem dan floem. Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm sampai 25
cm. Serat sklerenkimyang panjang terdapat pada Agave, Hibiscus sabdariffa, dan
Hibiscus canabinus.
-
Sklereid(a)
Sklereid lebih pendek daripada serat, terdapat pada semua bagian
tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dan dalam buah atau
biji. Contohnya, tempurung kelapa (Cocos nucifera) hampir seluruhnya
terdiri dari sklereid.
d.
Jaringan
Pengangkut (Vaskuler)
Jaringan pengangkut pada
tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan floem. Xilem terdiri atas
trakea, trakeid, serta unsur-unsur lain seperti serabut xilem dan parenkim
xilem.
*
Xilem
Fungsi utama dari xilem adalah untuk sirkulasi air dan mineral dari
akar. Terdiri atas beberapa tipe sel yang berbeda dan masing-masing juga
disebut elemen xilem atau unsur xilem. Pada umumnya, sel-sel penyusun xilem
merupakan sel mati dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin,
sehingga xilem berfungsi juga sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur xilem
terdiri dari unsur trakeal, serabut xilem dan parenkima xilem.
*
Floem
Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tubuh tumbuhan. Terdiri atas beberapa tipe sel yang berbeda dan
masing-masing juga disebut sebagai elemen floem. Floem terdiri atas buluh
tapis, unsur-unsur tapis, sel pengiring, parenkima floem dan serabut floem.
(sumber: Biologi SMA Kelas XI:2006)
D.
Alat dan Bahan
1)
Mikroskop
2)
Kaca benda dan
kaca penutup
3)
Pipet tetes
4)
Kobokan/wadah
air
5)
Silet tajam
6)
Kuas/jarum
preparat
7)
Preparat awetan
irisan melintang batang Zea mays (jagung)
8)
Preparat awetan
irisan melintang batang Cucurbita moschata (waluh)
9)
Preparat awetan
irisan melintang daun Nerium oleander (bunga mentega)
10)
Preparat awetan
irisan melintang daun Cymbogopon nardus (sere)
E.
Prosedur Kerja
Pengamatan obyek dilakukan di bawah
mikroskop majemuk (cahaya) dengan perbesaran lemah (okuler 10 X dan obyektif 10
X ) terlebih dahulu. Bila kurang jelas gunakan perbesaran kuat (okuler 10 X dan
obyektif 40/45 X). Lalu buatalah gambar secara rinci dari hasil pengamatan pada
satu sektor.
1)
Pengamatan pada
preparat awetan irisan melintang batang Zea mays (jagung)
a.
Mengambil
preparat awetan.
b.
Mengamati di
bawah mikroskop, sel-sel epidermis diperhatikan, ada berapa lapiskah?
c.
Jaringan
hipodermis yang bersifat sklerenkimatis diperhatikan.
d.
Dapatkah
membedakan daerah korteks dan daerah empulur? Jaringan yang terdapat di sebelah
dalam dari hipodermis yang bersifat sklerenkimatis adalah parenkima.
e.
Diperhatikan
letak berkas pengangkut yang tersebar, apakah tipe berkas pengangkutnya?
f.
Membuat
bagan/skema penampang batang secara keseluruhan, menggambar satu sektor dan
memberi keterangan secara rinci.
2)
Pengamatan pada
preparat awetan irisan melintang batang Cucurbita moschata (waluh)
a.
Mengamati
preparat awetan di bawah mikroskop, sel-sel epidermis diperhatikan.
b.
Jaringan
kolenkima pada bagian korteks diperhatikan, terdiri dari berapa lapiskah?
c.
Diperhatikan
jaringan parenkima, berada di daerah manakah dari organ ini.
d.
Diperhatikan
jaringan sklerenkima, pada bagian stele (silinder pusat) diperhatikan susunan
berkas pengangkutnya.
e.
Apa tipe berkas
pengangkutnya?
f.
Membuat
bagan/skema penampang daun secara keseluruhan , menggambar satu sektor dengan
rinci.
3)
Pengamatan pada
preparat awetan irisan melintang daun Nerium oleander (bunga mentega)
a.
Mengambil
preparat awetan irisan melintang daun Nerium oleander.
b.
Mengamati di
bawah mikroskop, epidermis yang terletak pada permukaan atas diperhatikan, ada
berapa lapiskah? Lapisan kutikula yang tebal diamati.
c.
Mesofilnya
ditunjukkan (daerah antara epidermis atas dengan epidermis bawah kecuali berkas
pengangkut) yang terdiferensiasi menjadi dua macam jaringan parenkim, jaringan
apakah itu?
d.
Diperhatikan
epidermis bawahnya, diperhatikan trikoma dan stomatanya, terletak dimana?
e.
Diamati bagian
tulang daunnya, diamati berkas pengangkutnya.
f.
Membuat
bagan/skema penampang daun secara keseluruhan dengan melibatkan penampang
tangkai daun, gambar sebagian secara rinci.
4)
Pengamatan pada
preparat awetan irisan melintang daun Cymbopogon nardus (sere)
a.
Mengambil
preparat awetan irisan melintang daun Cymbopogon nardus (sere).
b.
Mengamati di
bawah mikroskop, diperhatikan epidermis yang terletak pada permukaan atas
maupun bawah daun, berapa lapiskah? Pada permukaan epidermis manakah terdapat
stomata?
c.
Menunjukkan
mesofilnya yang tersusun atas sel berdinding tipis, apakah mesofilnya terdiferensiasi
menjadi parenkim palisade dan bunga karang?
d.
Diperhatikan
sel-sel parenkima yang membentuk selubung berkas pengangkut, diperhatikan ibu
tulang daunnya bagaimana susunan berkas pengangkutnya?
e.
Bagaimana
kedudukan xilem dan floemnya, adakah jaringan penguatnya, kalau ada di bagian
mana?
f.
Membuat
bagan/skema daun secara keseluruhan dengan melibatkan penampang tangkai daun,
menggambar sebagian secara rinci.
F.
Hasil Pengamatan
Gambar
|
Keterangan
|
Preparat Irisan Melintang Daun Nerium
oleander (bunga mentega)
|
|
Preparan Irisan Melintang Daun Cymbopogon
nordus (daun sere)
|
|
Preparat Irisan Melintang Akar Zea
mays (jagung)
|
|
Preparat Irisan Melintang Akar Helianthus annus (bunga matahari)
|
|
Preparat Irisan Melintang Batang Zea
mays (jagung)
|
|
Penampang Melintang Batang Cucurbita moschata (waluh)
|
G.
Analisis Data
a) Analisis data batang monokotil dari Zea mays
Dari gambar hasil pengamatan, batang tumbuhan
monokotil tersusun atas beberapa jaringan. Penyusun batang monokotil berupa
epidermis, korteks, endodermis, perisikel, jaringan pengangkut yang terdiri atas
xilem dan floem. Di sisi luar jaringan pengangkut terdapat serudang empulur,
tipe berkas pembukluh kolateral tertutup karena tidak ada kambium.
b) Analisis data batang dikotil dari Cucurbita moschata
Dari gambar hasil pengamatan, batang tumbuhan
dikotil tersusun atas beberapa jaringan. Penyusun batang dikotil berupa
epidermis, korteks, jaringan pengangkut (xilem dan floem),kambium, empulur.
Tipe berkas pembuluh kolateral terbuka karena antara floem dan xilem terdapat
kambium.
c) Analisis data daun monokotil dari Cymbopogon nordus
Penyusun daun monokotil berupa epidermis atas,
jaringan pengangkut (xilem dan floem), jaringan bunga karang, pada daun tidak
mempunyai korteks digantikan oleh jaringan palisade, namun pada daun monokotil
tidak terdapat palisade.
d) Analisis data daun dikotil dari Nerium oleander
Penyusun daun dikotil berupa kutikula, epidermis
atas, jaringan pengangkut (xilem dan floem), jaringan bunga karang, jaringan
palisade, epidermis bawah, trikomata, stomata, dan kristal Ca-oksalat. Pada
daun tidak mempunyai korteks digantikan oleh jaringan palisade.
e) Analisis data akar monokotil dari Zea mays
Akar monokotil memiliki struktur lebih rapat
daripada akar dikotil. Akar monokotil terdiri dari atas epidermis, korteks,
endodermis, perisikel, jaringan pengangkut (xilem dan floem), seludang
sklerenkim, dan stele.
f) Analisis data akar dikotil dari Helianthus annus
Penyusun akar dikotil antara lain epidermis,
korteks, endodermis, perisikel, jaringan pengangkut (xilem dan floem), dan
stele. Jaringan pengangkut dan stele berbentuk seperti bintang.
H.
Pembahasan
1) Preparat
awetan irisan melintang akar Zea mays (jagung)
Akar tumbuhan
monokotil disusun oleh jaringan epidermis, parenkim berupa korteks, endodermis,
jaringan pengangkut (xilem dan floem), dan empulur. Xilem dan floem selang-seling (radial). Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar
dari akar tumbuhan monokotil. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi jaringan
di dalamnya. Jaringan parenkim adalah jaringan dasar yang terdapat diseluruh
organ tumbuhan. Disebut sebagai jaringan dasar karena sebagai penyusun sebagian
besar jaringan pada akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Korteks termasuk
dalam jaringan parenkim. Jaringan endodermis adalah jaringan yang berada
setelah jaringan korteks. Endodermis adalah jaringan akar tumbuhan monokotil
yang terletak setelah korteks. Xilem dan floem adalah berkas pengangkut. Xilem
berfungsi mengangkut air dan zat hara dari dalam tanah menuju daun untuk proses
fotosintesis sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tumbuhan.
2)
Preparat awetan irisan melintang akar Helianthus annus (bunga matahari)
Akar tumbuhan dikotil disusun oleh jaringan epidermis,
korteks, endodermis, jaringan pengangkut berupa xilem dan floem, dan stele.
Pada umumnya, tidak ada perbedaan yang mencolok antara akar monokotil dan
dikotil dari segi anatomi. Namun, ada perbedaan antara jaringan pengangkut akar
dikotil dan monokotil, yaitu pada bentuknya. Pada akar monokotil, bentuknya
adalah selang-seling/ radial, sedangkan pada akar dikotil bentuknya seperti
bintang.
3) Preparat
awetan irisan melintang batang Zea mays
(jagung)
Irisan
melintang batang Zea mays (jagung)
tersusun atas jaringan epidermis, parenkim, sklerenkim, dan berkas pengangkut.
Bagian terluar jaringan disebut epidermis. Parenkim adalah jaringan dasar yang
tersusun atas banyak sel yang mengisi ruang dari sel. Parenkim dapat membelah
meskipun sudah merupakan jaringan dewasa sehingga bisa dikatakan memiliki
fungsi dalam meristematik. Parenkim juga berperan dalam penyembuhan luka.
Sklerenkim adalah jaringan tumbuhan yang berfungsi sebagai penguat yang
terdapat pada tumbuhan dewasa dan melindungi bagian lunak jaringan di dalamnya.
Selain itu, terdapat berkas pengangkut yaitu xilem dan floem yang tersebar acak
hingga ke empulur. Maka tak nampak korteks
dan stele. Berdasarkan struktur berkas pengangkutnya, batang tumbuhan jagung
termasuk batang monokotil.
4) Preparat
awetan irisan melintang batang Cucurbita
moschata (waluh)
Irisan melintang batang Cucurbita moschata (waluh) memiliki struktur jaringan yang tersusun
atas epidermis, korteks, sklerenkim, dan berkas pengangkut. Berkas pengangkut
tersusun atas xilem dan floem. Epidermis merupakan jaringan terluar yang
berfungsi melindungi jaringan di dalamnya. Korteks adalah jaringan tumbuhan
yang terletak di bawah epidermis dengan bentuk sle bulat dan tipis. Korteks
berfungsi
sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Sklerenkim adalah jaringan penguat
pada tumbuhan yang terdapat pada bagian tumbuhan yang telah berhenti tumbuh.
Jaringan ini berfungsi menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa dan
melindungi jaringan lainnya. Pada batang tumbuahn terdapat berkas pengangkut
yaitu xilem dan floem. Pada penampang irisan batang ini, florm mengelilingi
xilem. Berkas pengangkut pada batang waluh berbentuk teratur radial. Berdasar susunan
anatominya, batang waluh merupakan batang dikotil.
5) Preparat
awetan irisan melintang daun Nerium
oleander (bunga mentega)
Irisan melintang daun Nerium oleander (bunga mentega) tersusun atas jaringan epidermis, jaringan
palisade, stomata, dan trikoma. Epidermis
merupakan bagian terluar pada daun. Jaringan palisade merupakan diferensiasi
dari mesofil di antara epidermis atas dan epidemis bawah. Di dalam sel
palisade, terdapat kloroplas yang tersusun rapat. Sehingga menjadi tempat
terjadinya proses fotosintesis bersama jaringan bunga karang. Stomata adalah celah
di bagian epidermis daun yang merupakan jalan pertukaran udara. Trikoma adalah
modifikasi dari epidermis yang berbentuk rambut, duri, tabung, atau gelembung
yang berfungsi melindungi dan memantulkan radiasi cahaya matahari.
6) Preparat
awetan irisan melintang daun Cymbopogon
nardus (sere)
Irisan melintang daun Cymbopogon nardus (sere) tersusun atas jaringan epidermis, sel
kipas, sponsa, xilem, floem, ruang reksigen, sel pengiring, dan mestom.
Epidermis terletak pada bagian luar dan mengandung sel kipas dan stomata. Sel
kipas berfungsi sabagai tempat penyimpanan air.
Apabila terjadi penguapan yang besar, sel kipas akan mengempis untuk
mengurangi penguapan. Jaringan sponsa
atau disebut juga jaringan bunga karang adalah hasil diferensiasi jaringan
dasar antara epidermis atas dan epidermis bawah. Jaringan sponsa susunannya
tidak teratur, renggang, dan mengandung kloroplas yang lebih sedkiit jika
dibandingkan dengan jaringan palisade. Fungsi jaringan sponsa adalah sebagai
tempat berlangsungnya proses fotosintesis bersama-sama jaringan palisade.
Berkas pengangkut berupa xilem dan floem terdapat pada tulang daun. Sel
pengiring merupakan bagian yang menyusun floem.
I.
Diskusi
1.
Jelaskan macam
jaringan yang menyusun organ:
a. Batang jagung
Epidermis, korteks, endodermis, perisikel,
jaringan pengangkut yang terdiri atas xilem dan floem.
b.
Batang waluh
Epidermis, korteks, jaringan pengangkut (xilem
dan floem), kambium, empulur.
c.
Daun bunga
mentega
Kutikula, epidermis atas, jaringan
pengangkut (xilem dan floem), jaringan bunga karang, jaringan palisade,
epidermis bawah, trikomata, stomata, dan kristal Ca-oksalat.
d.
Daun sere
Epidermis atas, jaringan pengangkut (xilem dan floem), jaringan bunga
karang.
2.
Mengapa
jaringan tumbuh-tumbuhan memerlukan jaringan pelindung?
- Untuk melindungi tubuh tumbuhan dari gangguan jamur, virus, dan
bakteri yang merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan.
-
Kutikula dan epidermis: melindungi tumbuhan dari
kekeringan/ besarnya penguapan.
-
Untuk menutup luka saat ada bagian tumbuhan yang
terluka.
3.
Derivat
epidermis apakah yang dapat anda temukan pada pengamatan?
-
Trikomata
-
Stomata
-
Kutikula
-
Sel kipas
4.
Sifat parenkima
yang manakah menyebabkan jaringan ini mampu melaksanakan berbagai fungsi
anatomi dan fisiologi?
- Sel-sel parenkima tidak menunjukkan banyak spesialisasi dan ada di
berbagai bagian tumbuhan seperti daging buah, korteks akar, mesofil pada daun,
dll.
5.
Apa saja yang termasuk
dalam sistem penguat jaringan pada daun?
-
Jaringan palisade/ tiang dan jaringan bunga karang/
sponsa
6.
Jelaskan
sifat-sifat jaringan mekanik: a. Jaringan kolenkima, b. Jaringan sklerenkima.
a. Dinding sel umumnya tidak mengandung zat kayu dan bersifat plastis,
yaitu berkembang dan menyesuaikan diri dengan pertumbuhan memanjang organ dan
dapat merenggang secara permanen sama dengan pertumbuhan organ tempatnya
berada. Sel-sel kolenkima dapat mengandung kloroplas sehingga bisa melakukan
fotosintesis. Jaringan kolenkima ada di tumbuhan muda.
b. Dinding sel mengalami penebalan primer dan
penebalan sekunder yang tebal dan keras, dengan berlignin atau senyawa lain
(selulosa), dan menunjukkan sifat elastis (kenyal). Jaringan kolenkima terdapat
pada tumbuhan tua atau muda.
7.
Bagaimanakah
macam jaringan parenkima pada daun bunga mentega?
-
Ada dua macam, antara lain:
a. jaringan palisade/ klorenkima yaitu jaringan
parenkima yang berisi kloroplas sehingga mampu melakukan fotosintesis.
b. jaringan sponsa yaitu jaringan parenkima yang
membentuk ruang-ruang antarsel dan berbentuk seperti spons.
8.
Bagaimanakah
cara membedakan xilem dan floem pada penampang melintang batang dan daun dari
pengamatan preparat?
-
Xilem: dinding tebal dan diameter jaringan besar.
-
Floem: dinding tipis dan diameter jaringan kecil.
J.
Kesimpulan
1) Jaringan
pada tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan
meristem terdiri dari meristem primer dan sekunder. Sedangkan jaringan dewasa tersusun
atas epidermis, , jaringan parenkim, jaringan penguat, jaringan gabus dan jaringan pengangkut.
2) Anatomi
batang tumbuhan dikotil berbeda dengan tumbuhan monokotil. Perbedaan ini
berdasarkan pada letak berkas pengangkut. Pada batang monokotil, letak berkas
pengangkutnya tersebar merata (tidak teratur). Sedangkan batang dikotil letak
berkas pengangkutnya teratur.
3)
Anatomi
akar tumbuhan monokotil berbeda dengan tumbuhan dikotil. Pada tumbuhan
monokotil, batas ujung akar dan kaliptra jelas, perisikel terdiri dari beberapa
lapis sel, punya empulur yang luas sebagai pusat akar, tidak ada kambiumnya,
jumlah lengan protoxilem banyak (lebih dari 12), letak xilem dan floem
berselang-seling. Pada akar dikotil, batas ujung akar dan kaliptra tidak jelas,
perisikel terdiri dari 1 lapis sel, tidak punya empulur / empulurnya sempit,
mempunyai kambium, jumlah lengan xilem antara 2-6, letak xilem di dalam dan
floem di luar (dengan kambium sebagai pembatas)
K.
Daftar Rujukan
Pratiwi, D.A.,
Sri Maryati, Srikini, Suharno & Bambang S. 2006. Biologi untuk SMA
Kelas
XI. Jakarta. Penerbit Erlangga.
shadow _ LAPORAN PENGAMATAN STRUKTUR ANATOMI
TUMBUHAN (online: http://bures.blogdetik.com/laporan-pengamatan-struktur-anatomi-tumbuhan/).
Diakses 26 September 2011
0 komentar:
Posting Komentar