A.
TOPIK
Struktur Jaringan Hewan
B.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui ciri-ciri mikroskopis sel tulang rawan, sel tulang keras, sel otot,
sel saraf, sel kulit, dan sel darah.
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri dan letak stratum-stratum yang menyusun epidermis kulit.
C.
DASAR TEORI
Jaringan
(tissue) adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis
jaringan yang berbeda memiliki struktur berbeda sesuai dengan fungsinya. Suatu
jaringan disatukan oleh suatu matriks ekstrakuler lengket yang melapisi sel-sel
itu atau menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat. Sesungguhnya,
istilah jaringan (tissue) berasal dari bahasa Latin berarti “tenunan.” (Neil A.
Campbell, Jane Reece dan Lawrence G. Mitchell:2004).
Jaringan
dapat dikelompokkan dalam empat kategori utama yaitu jaringan epitelium, jaringan ikat,
jaringan saraf, dan jaringan otot. Keempat jaringan tersebut ditemukan pada
semua hewan kecuali hewan yang paling sederhana. Ulasan berikut akan menekankan pada
jaringan vertebrata (Neil A. Campbell, Jane Reece dan Lawrence G. Mitchell:2004).
a. Jaringan Epitelium
Jaringan
epitelium (epithelial tissue) terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang
terkemas dengan rapat. Jaringan tersebut melindungi bagian luar tubuh dan
melapisi organ dan rongga di dalam tubuh. Sel-sel epitelium menyatu dengan erat,
dengan sedikit bahan diantara sel-sel tersebut. Pada banyak epitelium, sel-sel
tersebut dipatri menjadi satu oleh junction (persambungan) ketat (tight
junction). Pengemasan secara ketat ini memungkinkan epitelium berfungsi sebagai
suatu rintangan yang melindungi sel dari kerusakan mekanis, serangan
mikroorganisme yang menyusup masuk, dan kehilangan cairan. Permukaan bebas pada
jaringan epitelium itu terpapar ke udara atau cairan, sementara sel-sel yang
berada di bagian dasar rintangan itu melekat ke suatu membran basal, suatu
lempengan matriks ekstraseluler yang padat,
(istilah membran dalam pengertian ini tidak mengacu pada suatu bilayer
fosfolipid, seperti pada membran plasma sebuah sel). Para ahli biologi sel
menemukan bahwa membran basal memiliki
banyak fungsi yang berbeda, seperti membantu mengorganisasikan
peristiwa-peristiwa yang berurutan dalam metabolisme sel, menyaring buangan
dari darah di dalam ginjal, dan menyediakan
jalur perpindahan sel-sel selama perkembangan (Neil A. Campbell, Jane Reece dan
Lawrence G. Mitchell:2004).
Selain
melindungi organ-organ
yang dilapisinya, beberapa macam epitelium dapat menyerap atau mensekresikan
larutan kimia. Misalnya, sel-sel epitelium yang melapisi lumen (rongga) saluran
pencernaan dan pernapasan membentuk suatu membran mukosa. Sel-sel
itu mensekresikan larutan encer, yang disebut mukus
dengan fungsi melicinkan atau melumasi permukaan
saluran dan menjaganya tetap lembab. Membran mukosa yang melapisi usus halus
juga mensekresikan enzim-enzim
pencernaan dan menyerap nutrien. Permukaan epitelium yang bebas pada beberapa
membran mukosa memiliki silia berdenyut yang menggerakkan lapisan tipis mukosa
di sepanjang permukaan itu. Misalnya, epitelium bersilia pada saluran
pernapasan kita membantu menjaga paru-paru kita tetap bersih, dengan cara menjerat
debu dan partikel lain dan menyapu mereka kembali ke atas trakea (batang
tenggorok) (Neil A. Campbell, Jane Reece dan Lawrence G. Mitchell:2004).
(Gerrit
Bevelander dan Judith A. Kamaley:1988) lapisan-lapisan epitel pembungkus dan
selapis, lepas dari tebal atau fungsinya, mempunyai beberapa sifat yang umum.
Yaitu :
1. Sel-selnya
mempunyai bentuk yang tak teratur dan tidak banyak mempunyai proses-proses protoplasma
yang luas,
lembaran-lembaran epitel kebanyakan menempel erat satu sama lain dan
terpelihara dalam posisi ini oleh bagian-bagian khusus dari permukaan selnya
yang umumnya dikenal sebagai kompleks sambungan.
2. Antara
sel-selnya terdapat sedikit kerangka struktural
(bahan ekstraselular atau matriks). Bahan matriks yang ada terdiri atas bahan
dasar yang tersusun dari mukopolisakarida asam (glikosaminoglikan) seperti asam
hialuronat dan sulfat
kondroitin. Kalsium yang terikat pada matriksnya berperan penting dalam adesi
sel.
3. Jaringan
epitel tidak mempunyai persediaan dari pembuluh darah, dan harus diberi
persediaan makanan melalui difusi dari lapisan-lapisan kapiler yang ada di
bawahnya.
4. Jaringan-jaringan
epitel terikat erat pada jaringan konektif yang terletak di bawahnya oleh
selaput tipis yang disebut lamina basal atau membran dasar.
5. Pada
epitel dapat diamatai banyak sekali gambaran mitosis, dan bila ada mereka
merupakan petunjuk tentang adanya pembaruan sel. Perkiraan tentang lamanya
pembaruan lengkap untuk sel-sel membran epitel bervariasi dari beberapa hari
untuk mukosa usus sampai beberapa minggu untuk beberapa bagian dari selaput
saluran pernapasan
b. Jaringan Ikat
Jaringan ikat terutama berfungsi
untuk mengikat dan menyokong jaringan lain. Berlawanan dengan jaringan epitelium
yang sel-selnya terkemas rapat, jaringan ikat memiliki kumpulan sel-sel yang
jarang, yang tersebar dalam suatu matriks ekstraseluler. Matriks tersebut
umumnya terdiri atas suatu anyaman serat yang tertanam dalam suatu dasar yang
seragam dan dapat berupa cairan, seperti agar-agar, atau padatan. Pada sebagian
besar kasus, bahan-bahan matriks itu disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat
itu sendiri (Campbell:2004).
Serat
jaringan ikat yang terbuat dari protein terdiri atas tiga jenis yaitu serat berkolagen atau
putih, serat elastis, dan serat retikuler. Serat kolagen atau putih terbuat
dari kolagen, yang mungkin merupakan protein yang paling berlimpah dalam
kingdom hewan (Campbell:2004). Serat kolagen mempunyai daya renggang tinggi
tetapi dengan elastisitas yang rendah atau bersifat tidak elastis dan tidak
mudah robek jika ditarik mengikuti panjangnya. Serat kolagen larut dalam asam
lemah dan memberikan gelatin pada perebusan. Serat-serat itu dapat sangat
terpencar letaknya, seperti dalam variasi jaringan areolar yang longgar, atau
terbungkus padat seperti dalam tendon (urat) (Gerrit Bevelander dan Judith A.
Kamaley:1988).
Serat elastis adalah untaian panjang
yang terbuat dari protein yang disebut elastin. Serat elastis memberikan suatu
sifat seperti karet yang melengkapi kekuatan serat berkolagen yang tidak
elastis. Serat elastik
sangat refraktil dan terlihat menyendiri atau dalam bentuk lembaran.
Serat-serat ini biasanya lebih tipis daripada serat kolagen, kecuali dalam
ligamen-ligamen, seperti
ligamentum nuchae dimana diameternya mencapai 10 mikrometer (Gerrit Bevelander
dan Judith A. Kamaley:1988).
Serat
retikuler adalah serat yang sangat tipis dan bercabang. Tersusun atas kolagen
dan tersambung dengan serat berkolagen, serat ini membentuk suatu anyaman yang
ditenun dengan ketat yang menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan
disebelahnya (Campbell:2004)
Jenis
utama jaringan ikat pada vertebrata adalah jaringan ikat longgar, jaringan
adiposa, jaringan ikat berserat, tulang rawan, tulang sejati, dan darah. Masing-masing
berkorelasi dengan fungsi khususnya. Jaringan yang paling banyak terdapat dalam
tubuh vertebrata adalah jaringan ikat longgar. Jaringan ini mengaitkan epitelium
dengan jaringan dibawahnya dan berfungsi sebagai bahan pengemas, yang menjaga
agar organ tetap berada di tempatnya. Jenis jaringan ikat ini dinamai demikian
karena serat-seratnya tertenun
longgar. Jaringan ikat longgar memiliki ketiga jenis serat yang ada yaitu berkolagen, serat elastis dan serat
retikuler (Campbell:2004).
Jaringan
adiposa adalah bentuk khusus dari jaringan ikat longgar yang menyimpan lemak
dalam sel-sel adiposa yang tersebar di seluruh matriksnya. Jaringan adiposa
melapisi dan menginsulasi tubuh, serta menyimpan molekul-molekul bahan bakar.
Setiap sel adiposa mengandung suatu butiran lemak besar yang membengkak ketika
lemak disimpan dan akan mengerut ketika tubuh menggunakan lemak itu sebagai
bahan bakar. Faktor keturunan, olah raga dan jumlah lemak yang kita simpan
ketika masih bayi turut menentukan jumlah sel-sel lemak dalam jaringan ikat
kita (Campbell:2004).
Jaringan
ikat berserat adalah jaringan ikat yang padat, karena banyak mengandung
serat berkolagen. Serat-serat itu tersusun dalam berkas paralel, suatu berkas
pengaturan yang memaksimalkan kekuatan non-elastis.
Kita menemukan jaringan ikat ini pada tendon, yang melekatkan otot ke tulang, dan pada
ligamen, yang menghubungkan tulang dengan tulang lain pada persendian
(Campbell:2004).
Tulang
rawan memiliki serat berkolagen yang sangat berlimpah, yang tertanam dalam
suatu matriks yang mirip dengan karet yang tersusun atas suatu bahan yang
disebut kondroitin sulfat, suatu kompleks protein-karbohidrat. Kondroitin sulfat dan kolagen disekresikan oleh
kondrosit, sel-sel yang hanya terdapat pada ruangan yang tersebar dalam matriks
yang disebut dengan lakuna. Gabungan serat kolagen dan kondroitin sulfat
membuat tulang rawan menjadi suatu material penyokong yang kuat namun
fleksibel. Pada vertebrata, misalnya manusia memiliki kerangka tulang rawan
selama tahapan perkembangan embrio, tetapi sebagian besar tulang rawan itu
digantikan oleh tulang sejati ketika embrio itu tumbuh dewasa. Namun demikian,
kita tetap mempertahankan tulang rawan sebagai penyokong yang fleksibel pada
lokasi-lokasi tertentu, seperti hidung, telinga, trakea, lempengan yang
bertindak sebagai bantalan antar tulang punggung kita, dan tudung pada ujung
beberapa tulang sejati (Campbell:2004).
Tulang
sejati, suatu jaringan ikat bermineral. Sel-sel pembentuk tulang yang disebut
osteoblas mendeposit suatu matriks berkolagen, tetapi sel-sel tersebut juga
menghasilkan ion kalsium, magnesium dan fosfat yang secara kimiawi menyatu dan
mengeras di dalam matriks itu menjadi mineral hidroksiapatit. Kombinasi mineral
yang keras dan kolagen yang fleksibel membuat tulang sejati lebih keras dari
tulang rawan tanpa menjadi rapuh. Struktur mikroskopik tulang sejati mamalia
terdiri atas unit berulang yang disebut Sistem
Haversian. Masing-masing sistem
memiliki lapisan-lapisan konsentrik yang terdiri dari matriks bermineral, yang
didepositkan di sekitar saluran pusat yang mengandung pembuluh darah dan saraf
yang menyediakan kebutuhan tulang sejati. Begitu osteoblas terjerat dalam
sekresinya sendiri, sel-sel itu disebut osteosit. Osteosit terletak dalam
lakuna, ruangan yang dikelilingi oleh matriks keras. Saluran-saluran kecil pada
matriks itu akan menghubungkan lakuna dan membuat nutrien bisa disuplai ke
osteosit. Pada tulang sejati yang panjang, seperti femur dalam paha, hanya
bagian luarnya saja yang merupakan tulang padat keras yang dibangun dari sistem Haversian. Bagian
dalamnya merupakan suatu jaringan tulang seperti spons yang berupa sarang lebah dengan
ruangan yang penuh dengan sumsum tulang. Sel-sel darah dibuat di sumsum tulang
merah yang terletak didekat ujung tulang-tulang sejati yang panjang
(Campbell:2004).
Meskipun
fungsi darah berbeda dari jaringan ikat lain, ia juga memenuhi salah satu kriteria jaringan ikat,
yaitu memiliki matriks ekstraseluler yang luas. Pada kasus ini, matriks itu
berupa cairan yang disebut plasma, yang terdiri atas air, garam-garam dan
berbagai jenis protein terlarut. Di dalam plasma tersuspensi dua macam sel
darah, eritrosit (sel
darah merah) dan leukosit (sel
darah putih) dan fragmen darah yang disebut keeping darah (platelet). Sel darah
merah membawa oksigen, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan melawan
virus, bakteri, dan fagosit lainnya, dan keeping darah membantu dalam proses
penggumpalan darah (Campbell:2004)
c.
Jaringan Saraf
Jaringan
saraf merasakan adanya stimulus atau rangsangan dan menghantarkan sinyal dari
satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Unit fungsional
jaringan saraf adalah neuron, atau sel saraf yang secara unik dikhususkan untuk
menghantarkan sinyal yang disebut impuls saraf. Neuron terdiri atas sebuah
badan sel dan dua atau lebih penjuluran, atau proses yang disebut dendrit dan
akson, yang panjangnya bisa mencapai satu meter pada manusia. Dendrit
menghantarkan impuls dari ujungnya menuju bagian neuron lainnya. Akson menghantarkan
impuls menuju neuron lainnya atau menuju efektor, suatu struktur (misalnya sel
otot) yang melakukan respon tubuh (Campbell:2004)
d.
Jaringan Otot
Jaringan
otot terdiri atas sel-sel panjang yang disebut serabut otot yang mampu
berkontraksi ketika dirangsang oleh impuls saraf. Tersusun dalam susunan paralel
di dalam sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang
terbuat dari protein kontraktil aktin dan meosin. Otot adalah jaringan
terbanyak yang terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot merupakan
bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalam suatu hewan yang
aktif (Campbell:2004).
Dalam
vertebrata, terdapat tiga jenis jaringan otot yaitu otot rangka, otot jantung dan otot
polos. Otot rangka yang dilekatkan ke tulang oleh tendon, bertanggung jawab
atas pergerakan tubuh secara sadar. Orang dewasa, memiliki jumlah sel-sel otot
yang tetap,
mengangkat beban atau metode lain untuk membentuk otot tidak meningkatkan
jumlah sel, tetapi hanya memperbesar ukuran sel yang sudah ada. Otot rangka
disebut juga otot lurik karena pengaturan filamennya yang tumpang tindih,
sehingga memberikan sel-sel itu penampakan yang berlurik atau bergaris dibawah
mikroskop (Campbell:2004).
Otot
jantung membentuk dinding kontraktil jantung. Otot ini tampak lurik seperti
otot rangka, akan tetapi sel otot jantung bercabang, dan ujung sel tersebut
dihubungkan dengan cakram berinterkalar, yang melerai sinyal dari satu sel ke
sel lain dalam waktu satu denyutan jantung (Campbell:2004).
Otot
polos, dinamai demikian karena
otot ini tidak memiliki penampakan berlurik, ditemukan dalam dinding saluran
pencernaan, kandung kemih, arteri dan organ internal lainnya. Sel-sel itu
berbentuk gelondong. Otot polos berkontraksi lebih lambat dibandingkan dengan
otot rangka, tetapi dapat berkontraksi dengan jangka waktu yang lebih lama.
Dikontrol oleh jenis saraf yang berbeda dari saraf yang mengontrol otot rangka,
otot polos bertanggung jawab atas aktivitas tubuh tak sadar, seperti gerakan
lambung atau penyempitan arteri (Campbell:2004).
e.
Kulit
Kulit adalah satu organ tubuh yang
paling berat, beratnya sekitar 16% berat tubuh total. Kulit terdiri atas
lapisan epitel yang berasal dari ektoderm, epidermis, dan suatu lapisan
jaringan penyambung yang berasal dari mesoderm, dermis atau korium. Perbatasan
dermis dan epidermis adalah tidak teratur, dan tonjolan-tonjolan dermis yang
dinamakan papila saling bertautan dengan invaginasi epidermis yang dinamakan
epidermal ridges. Di bawah dermis terletak hipodermis atau jaringan subkutan,
suatu jaringan penyambung jarang yang banyak mengandung sel-sel adiposa,
panikulus adiposus. Hipodermis tidak dianggap sebagai bagian kulit karena menghubungkan
kulit secara longgar dengan jaringan-jaringan di bawahnya (Luis C. Junqueura
dan Jose Carneiro:1988).
Anggota epidermis kulit terdiri atas
rambut, kuku, dan kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Epidermis pada hakikatnya
terdiri atas epitel berlapis, gepeng bertanduk, tetapi mengandung tiga jenis
sel yaitu sel melanosit, sel langhans dan sel merkel. Epidermis tersusun atas
lima lapisan yaitu stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum,
stratum spinosum dan stratum basal. Sedangkan dermis tersusun atas stratum
papilar dan stratum retikuler serta terdiri atas jaringan penyambung yang
menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan lapisan yang berdekatan,
jaringan subkutan (hipodermis) (Luis C. Junqueura dan Jose Carneiro:1988).
A.
Alat dan
Bahan
Alat-alat yang diperlukan
adalah :
1. Mikroskop
2. Preparat
a) Tulang
rawan hialin d) Saraf
b) Tulang
keras e) Kulit
c) Otot
serat lintang f) Sel-sel darah
Bahan-bahan yang diperlukan
adalah :
1. Lembar
pengamatan
2. Gambar-gambar
preparat :
a) Tulang
rawan hialin d) Saraf
b) Tulang
keras e) Kulit
c) Otot
serat lintang f) Sel-sel darah
E. CARA KERJA
1. Pengamatan
preparat tulang rawan hialin
a) Mengamati
preparat tulang rawan hialin
b) Menggambar
hasil pengamatan pada lembar pengamatan dan menulis bagian-bagiannya.
2. Pengamatan
preparat tulang keras
a) Mengamati
preparat tulang keras
b) Menggambar
hasil pengamatan pada lembar pengamatan dan menulis bagian-bagiannya.
3. Pengamatn
preparat otot seran lintang
a) Mengamati
preparat otot seran lintang
b) Menggambar
hasil pengamatan pada lembar pengamatan dan menulis bagian-bagiannya.
4. Pengamatan
preparat saraf
a) Mengamati
preparat saraf
b) Menggambar
hasil pengamatan pada lembar pengamatan dan menulis bagian-bagiannya.
5. Pengamatan
preparat kulit
a) Mengamati
preparat kulit
b) Menggambar
hasil pengamatan pada lembar pengamatan dan menulis bagian-bagiannya.
6. Pengamatan
preparat sel-sel darah
a) Mengamati
preparat sel-sel darah
b) Menggambar
hasil pengamatan pada lembar pengamatan dan menulis bagian-bagiannya.
F. HASIL PENGAMATAN
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
G.
ANALISA DATA
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
dilihat bahwa:
1. Pengamatan
Tulang Rawan Hialin.
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, tulang rawan hialin terdiri atas kondrogenik,
fibrosa, kondrosit, dan
2. Pengamatan
Tulang Keras.
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tulang keras terdiri
atas saluran havers, lakuna, osteosit, lamela, dan kanalikuli.
3. Pengamatan
Otot Seran Lintang.
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, otot seran lintang terdiri atas nukleus, serat
otot, pita terang, pita gelap, sarkomer dan jaringan penghubung.
4. Pengamatan
Saraf.
Berdasarkan
pengamatn yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa saraf terdiri atas soma
(badan sel), dendrit, akson, dan spina.
5. Pengamatan
Kulit.
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa kulit terdiri atas epidermis, papila
dermis, dermis, stratum disjungtum, stratum korneum, stratum lusidum, stratum
granulosum, stratum spinosum, stratum basal, stratum papilar, dan stratum
retikular.
6. Pengamatan
Sel-sel Darah.
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, sel-sel darah terdiri atas basofil, eosinofil, limfosit,
neutrofil, monosit, eritrosit, dan trombosit.
H.
PEMBAHASAN
Hewan
tersusun atas macam-macam jaringan, diantaranya jaringan epitelium, jaringan
ikat, jaringan saraf dan jaringan otot. Jaringan epitelium berfungsi melindungi
bagian luar tubuh dan melapisi organ dan rongga di dalam tubuh. Selain itu,
beberapa macam epitelium dapat menyerap atau mensekresikan larutan kimia,
melicinkan atau melumasi permukaan saluran dan mejaganya tetap lembab
(Campbell:2004).
Selain
jaringan epitelium juga terdapat jaringan ikat yaitu berfungsi untuk mengikat
dan menyokong jaringan lain. Jaringan ikat memiliki kumpulan sel-sel yang
jarang, yang tersebar dalam satu matriks ekstraseluler. Jenis jaringan ikat
utama pada hewan vertebrata adalah jaringan ikat longgar, jaringan adiposa,
jaringan ikat berserat, tulang rawan, tulang sejati dan darah (Gerrit
Bevelander dan Judith A. Kamaley:1988).
Tulang
rawan hialin merupakan suatu jaringan yang terdiri atas serat berkolagen.
Bagian terkecil dari tulang rawan adalah kondrosit. Pada tulang rawan kondrosit
terletak dalam kapsul yang dikelilingi matrik tulang rawan (Soewolo, Soedjono
Basoeki, dan Titi Yudani). Lapisan luarnya disebut lapisan kondrogenik yang
terdiri atas serat-serat yang
biasa dikenal dengan fibrosa (Gerrit Bevelander dan Judith A. Kamaley:1988).
Tulang
sejati adalah suatu jaringan ikat bermineral. Sel-sel pembentuk tulang disebut
osteoblas. Pada jaringan ini terdapat sel-sel yang membentuk dan memelihara
matriks terperangkap di dalam kulit
keras matrik yang disebut lakuna, tetapi
bentuk dan penyebarannya berbeda dengan tulang rawan. Pada tulang sejati
sel-sel batangnya mula-mula berkembang menjadi osteoblas. Sel pembentuk matriks
yang luar biasa aktif, lambat laun mengurung diri sendiri dalam suatu lakuna dan
menjadi osteosit (Gerrit Bevelander dan Judith A. Kamaley:1988).
Struktur
mikroskopik tulang terdiri atas unit berulang yang disebut sistem Haversian.
Diantara sistem
Haversian yang silindris terdapat sisa-sisa sistem lama dengan bentuk baru yang sebagian
telah di buang melalui proses resorpsi yang disebut lamel-lamel interestial.
Sepanjang tepi luar dari permukaan tulang dimana terjadi pertumbuhan secara
oposisi, dijumpai lamel-lamel sirkumferesial yaitu lapisan-lapisan yang
ditambahkan dari permukaan periosteum yang sesuai denngan bentuk luar tulangnya
(Gerrit Bevelander dan Judith A. Kamaley:1988).
Darah termasuk dalam kriteria jaringan ikat,
yaitu memiliki matriks ekstraseluler yang luas, yang disebut plasma. Di dalam
plasma tersuspensi dua macam sel darah yaitu sel darah merah, sel darah putih,
dan keeping darah (Campbell:2004).
Sel-sel
darah merah (eritrosit) sebagai lempengan dikonkaf dengan diameter hampir sebesar delapan mikrometer.
Dalam keadaan segar mereka lebih tampak berwarna kehijau-hijauan daripada merah
(Gerrit Bevelander dan Judith A. Kamaley:1988).
Sel-sel
darah putih (leukosit) mengandung sebuah nukleus
dan organel-organel sel serta menunjukkan gerakan-gerakan amuboid terbatas.
Leukosit dibagi menjadi dua kelompok yaitu granulosit dan agranulosit. Leukosit
yang bergranula dibedakan menjadi basofil, eosinofil dan neutrofil. Basofil
memiliki ciri nukleusnya berbentuk S, terbatas pada dua atau lebih daerah dan
kurang menyerap warna. Dengan pewarna wright tampak biru suram (Luis C.
Junqueira, Jose Carneiro : 1988).
Keping
darah (trombosit) adalah sel tak berinti, berbentuk cakram dengan garis tengah
2-5 mikrometer. Keping darah sering tampak dalam kelompokan. Tiap-tiap kepingan
darah mempunyai zona perifer transparan
yang berwarna biru muda, hialomer dan zona sentral padat yang mengandung
granula-granula ungu yang dinamakan granulomer (Luis C. Junqueira, Jose
Carneiro : 1988)
Jaringan
saraf merasakan adanya stimulus atau rangsangan. Jaringan saraf juga
menghantarkan sinyal dari satu bagian tubuh hewan ke bagian tubuh lain. Unit
fungsional jaringan saraf adalah neuron atau sel saraf. Neuron terdiri atas
sebuah badan sel, dendrit dan akson. Dendrit berfungsi menghantarkan impuls
dari ujungnya menuju bagian neuron lain. Sedangkan akson berfungsi mengantarkan
impuls menuju neuron lainnya (Campbell:2004).
Jaringan
otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan.
Dalam tubuh vertebrata, terdapat tiga jenis jaringan otot, yaitu otot seran
lintang, otot jantung, dan otot polos. Jaringan-jaringan otot ini tersusun atas
sel-sel membujur dengan nukleus
yang jelas batasannya, suatu sitoplasma yang berwarna merah dengan eosin dan fibril-fibril
(miofibril) di dalam
sitoplasma.
Miofibril itu tersusun
atas protein kontraktil (Gerrit Bevelander dan Judith A. Kamaley:1988).
Sel-sel otot seran lintang
adalah sel-sel silindris berbentuk prisma yang rata-rata panjangnya 3 cm
(Gerrit Bevelander dan Judith A. Kamaley:1988).
Kulit
terdiri atas lapisan epitel yang berasal dari ectoderm, epidermis, dan suatu
lapisan jaringan penyambung yang berasal dari mesoderm, dermis atau korium. (Luis
C. Junqueira, Jose Carneiro : 1988) mengatakan bahwa lapisan pada epidermis ada
beberpa macam sebagai berikut:
a) Stratum
korneum
Stratum korneum mengandung sel-sel
tanduk pipih tanpa inti yang sitoplasmanya terisi oleh skleroprotein
filamentosa “birefringent”, keratin. Protein ini terdiri atas rrantai-rantai
protein panjang dan kaya akan ikatan disulfide. Pada stadium ini, membran sel
tebalnya 15 nm dan struktur unit membran tidak dapat dilihat.
b) Stratum
lusidum
Organel-organel
dan inti tidak ada lagi, dan sitoplasma terutama terdiri atas kumpulan
filamen-filamen padat yang tertanam dalam matriks padat elektron.
c) Stratum
granulosum
Stratum granulosum ditandai oleh 3-5
lapisan sel-sel poligonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasmanya terisi
oleh granula-granula basofilik kasar
yang dinamkan granula keratohialin.
d) Stratum
spinosum
Stratum spinosum terdiri atas
sel-sel kubis, poligonal, atau sedikit gepeng dengan inti di tengah dan
sitoplasma dengan tonjolan-tonjolan yang terisi oleh berkas-berkas filamen.
Sel-sel lapisan ini terikat kuat oleh sistem. Tonjolan-tonjolan sitoplasma yang
terisi filamen dan desmosom yang meliputi seluruh permukaannya, memberikan
gambaran seperti taburan duri pada mikroskop cahaya atau yang dinamakan
tonofibril.
e) Stratum
basal
Stratum basal atau stratum
germinativum terdiri atas sel-sel kubis basofili yang terletak pada perbatasan
dermis-epidermis yang memisahkan dermis-epidermis. Stratum basal ditandai oleh
aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggungjawab dalam hubungannya dengan
bagian permulaan lapisan selanjutnya, akan pembaharuan sel-sel epidermis yang
konstan.
Dermis terdiri atas dua lapisan yang agak sukar
dibedakan batas-batasnya (Luis C. Junqueira, Jose Carneiro:1988). Kedua lapisan
itu adalah sebagai berikut:
a) Stratum
papilar
Stratum papilar terletak paling luar. Stratum ini merupakan
lapisan tipis dan mengandung jaringan penyambung jarang. Dinamakan lapisan
papilar karena ia menembus dalam papila.
b) Stratum
retikuler
Stratum retikuler terletak lebih dalam, lebih tebal, terdiri
atas jaringan penyambung padat iregular dan oleh karena itu, mempunyai
serabut-serabut yang lebih banyak dan sel-sel yang lebih sedikit daripada
lapisan papila.
I.
BAHAN
DISKUSI
1. Apakah
perbedaan ciri-ciri mikroskopis antara sel tulang rawan dan sel tulang keras?
2. Apakah
ciri khas jaringan otot seran lintang?
3. Adakah
perbedaan antara letak akson dan dendrit? Jelaskan!
4. Apakah
perbedaan ciri-ciri mikroskopis antara:
a) Monosit
dan Limfosit
b) Limfosit
dan Neutrofil
c) Eosinofil
dan Neutrofil
5. Jelaskan
perbedaan ciri-ciri sel yang menyusun stratum-stratum:
korneum, lusidum,
granulosum, spinosum, basalis
Jawaban:
1. a.
Tulang rawan:
·
Kondrosit terletak
dalam suatu kapsul yang dikelilingi matriks tulang rawan
b. Tulang keras:
·
Membentuk sistem Havers
yang dikelilingi oleh lamela
·
Osteosit berada dalam
lakuna
2. Sifat
kerja volunter (dikendalikan oleh saraf sadar atau di bawah kesadaran),
tersusun atas sel panjang dan tak bercabang, memiliki banyak inti yang terletak
di bagian perifer, pada pengamatan di bawah mikroskop, tampak garis-garis
melintang yang membentuk daerah gelap-terang.
3. Tidak
ada, karena akson dan dendrit sama-sama merupakan perpanjangan dari badan
sel.
4. a.
Monosit :
·
Punya nukleus besar dan
dan berbentuk bulat / seperti ginjal
·
Berdiameter 9-12
mikrometer
b. Limfosit :
·
Berdiameter 6-8
mikrometer
·
Nukleus sangat besar
sehingga memenuhi hampir seluruh bagian limfosit
c. Neutrofil :
·
Nukleus terdiri dari 3
sampai 5 lobus
·
Berukuran sekitar 8
mikrometer
d. Eosinofil
:
·
Berbentuk hampir
seperti bola dengan ukuran 9 nm
·
Nukleus terdiri dari 2
lobus
f. Basofil
:
·
Nukleus berbentuk S
b. Ciri-ciri
sel penyusun lapisan Stratum korneum, Stratum lusidium, stratum granulosum, Stratum
spinosum, Stratum basal
Stratum korneum
|
Stratum lusidium
|
Startum granulosum
|
Stratum spinosum
|
Stratum basal
|
Tersusun atas sel mati
|
Sel-selnya gepeng
|
Sel-selnya berbentuk ronbis/ diskuid,
sel-selnya bergranula
|
Sel-selnya berbentuk polihedral tak beraturan dan terpisah satu sama lain
|
Sel-selnya berbentuk kubus
|
Tidak memiliki nukleus
|
Tidak bernukleus
|
Sel-selnya cenderung pipih di permukaan
|
Tiap-tiap sel memperlihatkan tonjolan-tonjolan
protoplasma pendek
|
|
Mengandung keratin
|
Sel-selnya membentuk hialin
|
|||
Terus menerus mengalami penuaan dan terkelupas
|
J.
Kesimpulan
Hewan tersusun atas macam-macam
jaringan, diantaranya jaringan epitelium, jaringan ikat, jaringan saraf dan
jaringan otot.
Jaringan ikat berfungsi menyokong
dan mengikat jaringan lain. Jaringan ikat terdiri atas jaringan ikat longgar
0 komentar:
Posting Komentar