Pages

Subscribe:

Labels

Pengikut

Popular Posts

Popular Posts

Selasa, 21 Agustus 2012

Laporan Praktikum Ekologi


 

PENGAMATAN EKOLOGI EKOSISTEM
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
Di susun untuk memenuhi salah satu tugas Biologi Umum yang dibina oleh
Ibu Utami Sri Hastuti

Disusun Oleh:
      Kelompok 1-Off  C kelas C
Maria Anita I.A          (110341421573)
M. Chakim                  (110341421559)
           Nina Yunindar                  (110341421577)
Rosita Nur Fadhilah    (110341421581)
Sofiya Nurjanah          (110341421576)





   



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
                                                      Desember 2011

A.  TUJUAN
1.      Mengetahui faktor biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem
2.      Menggolongkan tanaman ataupun hewan yang ada dalam suatu ekosistem sebagai faktor biotik  ke dalam tingkatan trofik.
3.      Membuat rantai makanan dan jaring-jaring makanan yanga ada dalam suatu ekosistem.
B.  DASAR TEORI
Istilah ekologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu oikos dan logos. Istilah ini mula-mula diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Tetapi jauh sebelumya, studi dalam bidang-bidang yang sekarang termasuk dalam ruang lingkup ekologi telah dilakukan oleh para pakar.(Sofa, 2008). Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.(Anonim, 2000).
A.    Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer (Anonim, 2000). Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. (Anonim, 2000)
1.    Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, setiap jenis makhluk hidup dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. (Anonim, 2000)
2.    Populasi
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua rusa di Isle Royale membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-pohon cemara. Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan. (Anonim, 2011)
3.    Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. (Anonim, 2000)
4.    Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). (Anonim, 2000)
B.     Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia.(Campbell, 2004). Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut:
1. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. (Agus, 2005)
2.  Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. (Anonim, 2000)
3.  Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk. (Anonim, 2000)
4.  Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan. (Anonim, 2000)
5.  Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda. (Anonim, 2000)
6.  Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. (Anonim, 2000)
7.  Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
Interaksi antarkomponen ekologi dapatmerupakan interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas. (Anonim, 2000).
8.  Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah. Kelembaban diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering Karena penguapan. Kelembaban yang diperlukan setiap makhluk hidup berbeda-beda. Sebagai contoh, jamur dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab. (Anonim, 2000)
                    Fungsi organisme dalam ekosistem dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu produsen, konsumen, dekomposer, dan detrivora.
1. Produsen, yaitu organisme yang dapat menyusun senyawa organik sendiri dengan menggunakan bahan senyawa anorganik yang berfungsi untuk menyediakan makanannya sendiri. Kelompok produsen meliputi tumbuhan,dan ganggang.
2. Konsumen, yaitu organisme yang memanfaatkan bahan organik dari makhluk hidup lain sebagai sumber makanannya. Berdasarkan asal bahan organiknya konsumen dibedakan menjadi herbivora, karnivova, dan omnivora. Herbivora merupakan konsumen pemakan tumbuhan, contohnya kambing dan sapi. Karnivora merupakan konsumen pemakan hewan (daging), contohnya singa. Sedangkan omnivora adalah konsumen pemakan tumbuhan dan daging, contohnya tikus dan manusia.
3. Dentrivora, yaitu organisme pemakan partikel – partikel organik atau detrifus. Contohnya cacing tanah, lipan, siput.
4. Dekomposer, yaitu organisme yang bertugas mengubah partikel-partikel  organik menjadi partikel anorganik. Contohnya jamur dan bakteri.
C. Macam-macam interaksi
                   Dalam ekosistem selalu terjadi bentuk-bentuk hubungan antara individu dalam satu spesies maupun lain spesies atau bentuk hubungan antarpopulasi dalam komunitas, maupun interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Baik  hubungan yang saling menguntngkan atau ada yang dirugikan.
1.      Interaksi antar populasi
a.       Parasitisme, yaitu bentuk interaksi dimana satu organisme diuntungkan, sedangkan organisme yang satunya dirugikan. Pada hubungan ini, satu organisme akan mengeksploitasi organisme lainnya. Organisme yang di tempati parasit disebut inang atau hospes. Berdasarkan tempat hidup parasit pada inang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu endoparasit dan ektoparasit. Endoparasit adalah parasit yang hidup dalam tubuh inang sedangkan ektoparasit adalah parasit yang hidup di luar tubuh inangnya. Berdasarkan kebutuhan makanannya interaksi parasitisme dibedakan menjadi semi parasit dan parasit obligat. Semi parasit adalah parasit yang mengambil makanan masih dalam bentuk anorganik dari tubuh inangnya, sedangkan parasit obligat adalah parasit yang menyerap bahan organik secara langsung dari inangnya.
b.      Komensalisme merupakan interaksi dimana organisme yang satu diuntungkan dan organisme yang lain tidak terpengaruh secara berarti. Contohnya hubungan antara penyu atau ikan hiu dengan ikan remora. Ikan remora mendapat sisa-sisa makanan dari hiu atau penyu.
c.       Mutualisme, yaitu interaksi dimana kedua organisme yang bersangkutan saling mendapatkan keuntungan. Contohnya adalah kupu-kupu dan tumbuhan berbunga, kupu-kupu mendapatkan makanan dari tumbuhan berbunga, sedangkan tumbuhan bunga dibantu dalam proses penyerbukannya.
d.       Predasi, merupakan hubungan antara pemangsa dan mangsanya. Spesies pemangsa (predator) biasanya lebih besar daripada mangsanya. Hubungan ini sangat kuat karena jika tidak ada mangsa maka pemangsa tidak dapat hidup tetapi jika tidak ada pemangsa,mangsa akan mengalami ledakan populasi.
e.       Kompetisi (persaingan), hubungan ini terjadi karena organisme selalu memerlukan makanan dan ruang untuk melangsungkan hidupnya. Jika organisme mempunyai habitat yang sama maka akan terjadi kompetisi.
f.       Sosial, hubungan ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari pada manusia yang saling membantu dan menolong.
g.      Netral, hubungan antara individu maupun antara populasi dapat terjadi interaksi yang tidak jelas terlihat, baik yang menguntungkan atau yang bersifat merugikan, meskipun mereka ada dalam satu tempat. Contohnya pada kupu-kupu dan belalang atau kambing dengan ayam.
2.      Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi (Anonim, 2000). Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru (Anonim, 2000). Adanya perubahan-perubahan pada populasi mendorong perubahan pada komunitas. Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan ekosistem berubah. Perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem. Keadaan ini merupakan klimaks dari ekosistem. Apabila pada kondisi seimbang datang gangguan dari luar, kesimbangan ini dapat berubah, dan perubahan yang terjadi akan selalu mendorong terbentuknya keseimbangan baru. Rangkaian perubahan mulai dari ekosistem tanaman perintis sampai mencapai ekosistem klimaks disebut suksesi (Anonim, 2000). Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia. (Anonim, 2000). Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.
(Anonim, 2000)
1. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3. (Anonim, 2000)
2. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
(Anonim, 2000)
3. Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk faring-faring makanan. (Anonim, 2000)
D. Rantai Makanan dan Tingkat Trofik
Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai makanan.
Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan (Anonim, 2000). Sumber asal energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan C02 dari udara. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivora yang secara langsung memakan herbivora termasuk tingkat trofik ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat trofik tiga termasuk dalam anggota tingkat trofik keempat (Anonim, 2000). Tingkat trofik tersebut juga menggambarkan  aliran energi yang terdapat dalam rantai makan tersebut. Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi diperoleh organisme dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya (Anonim, 2000). Aliran energi yang terjadi dalam setiap tingkat trofik mengalami pengurangan. Pada tingkat trofik pertama yang ditempati oleh produsen energi yang di hasilkan sanagt banyak. Pada tingkat trofik kedua, energinya sudah berkurang, begitupun pada tingkat trofik ketiga dan tingkat trofik keempat yang di tempati oleh dekomposer.
Berkurangnya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut. (Anonim, 2000)
3.      Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh   tingkat trofik selanjutnya.
4.      Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan
dikeluarkan sebagai sampah.
5.      Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari
tubuh organisms, sedangkan sisanya digunakan sebagai
sumber energi.
(Anonim, 2000)
C.  ALAT DAN BAHAN
a.       Alat                             
1.      Rapitest                               
2.      Anemometer
3.      Termohigrometer                 
4.      Cetok
5.      Kantong plastik
6.      Kertas label
7.      Kuadran
b.      Bahan
1.      Tanaman yang ada dalam kuadran
2.      Hewan yang ada dalam kuadran
D.  CARA KERJA
1.      Menyiapkan pipa sepanjang kurang lebih 2 meter sebanyak 4 sebagai batas area yang diamati.
2.      Memasang batas area dengan batas 2 x 2 meter.
3.      Mengamati tanaman maupun hewan yang ada dalam kudaran.
4.      Memasang pH meter untuk mengamati pH dan kelembaban tanah
5.      Mengamati kecepatan angin yang ada di dareah Simpang Bogor
6.      Mencatat pH tanah, kelembaban tanah, kecepatan angin, dan suhu udara.
7.      Mengambil beberapa sample tanaman dan hewan yang ada dalam kuadran untuk diamati.
8.      Membuat rantai makan dan jaring-jaring makanan berdasarkan data yang diperoleh pada kuadaran.
E.     DATA PENGAMATAN
I.     Faktor  Biotik
No.
Faktor Biotik
Produsen
Konsumen tingkat 1
Konsumen tingkat 2
Pengurai
1.
Tempuyung
ü



2.
Sample B
ü



3.
Sample C
ü



4.
Sample D

ü


5.
Sample E

ü


6.
Rumput Teki
ü



7.
Sample F
ü



8.
kerangkong
ü



9.
Sample H
ü



10.
Sample I
ü



II.  Faktor Abiotik
No.
Faktor Abiotik
Nilai
1.
Suhu
31,40C
2.
pH tanah
6,8
3.
Kelembaban Tanah
25 %
4.
Kecepatan Angin
Tertinggi: 1,29 m/s
Terendah: 0,04 m/s
5.
Kelembaban udara
51
F.   ANALISIS DATA
Berdasarkan data yang kami ambil pada sample area di daerah Simpang Bogor, kami menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi suatu ekosistem diantaranya adalah faktor biotik dan faktor abiotik. Dimana faktor abiotiknya adalah tanaman yang bertindak sebagai produsen, dan beberapa hewan kecil yang bertindak sebagai konsumen tingkat 1. Kami mendapatkan sebanyak 9 sample, yang kami beri label sample A, sample B, sample C, sample D, sample E, sample F, sample G, sample H, dan sample I. Sample tersebut terdiri dari 7 tanaman dan 2 hewan. Tanaman tersebut terdiri dari rumput teki, lempuyung , dan beberapa tanaman belum teridentifikasi namanya. Hewannya terdiri dari belelang coklat dan yang lainnya belum teridentifikasi.  Dalam data di atas kami tidak menemukan adanya konsumen tingkat 2 dan pengurai seperti cacing. Pada pengamatan yang kami lakukan kami mendapati bahwa populasi yang dominan adalah populasi rumput teki. Dan yang paling dominan adalah tingkat produsen. Selain data berupa faktor biotik kami juga mendapatkan data berupa faktor abiotik diantara adalah suhu di derah Simpang Bogor sebesar 31,40C. pH tanahnya sebesar 6,8. Kelembaban tanahnya sebesar 25 %. Kelembaban udara 51. Kecepatan angin pada keadaan tertinggi sebesar 1,29 m/s dan pada keadaan terendahnya sebesar 0,04 m/s.
G.  PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan kami mendapati beberapa faktor yang berpengaruh dalam terbentuknya suatu ekosistem. Faktor tersebut terdiri dari faktor biotik dan faktor abiotik . Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer  (Anonim, 2000). Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan (Anonim, 2000). Individu dalam pengamatan yang kami lakukan adalah berupa tanaman seperti lempuyung, rumput teki dan beberapa tanaman yang belum teridentifikasi. Selain itu juga ada beberapa hewan kecil. Populasi yang terdapat pada pengamatan yang kita lakukan adalah populasi rumput teki, populasi Tempuyung. Dari beberapa populasi tersebut terbentuklah suatu komunitas.
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah suhu, sinar matahari, air, tanah, ketinggian, angin, dan garis lintang (Anonim, 2000). Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Ekosistem yang terbentuk dalam pengamatan yang kami lakukan adalah ekosistem padang rumput dengan tanaman yang paling dominan adalah rumput teki. Selain itu hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi (Anonim, 2000). Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai makanan. Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan (Anonim, 2000). Berdasarkan data yang kami ambil maka kami dapat membuat rantai makanan secara sederhana.
Sampel C
Sampel E
Sampel D
Sampel C
Sampel I
Sampel E
Sample A
Sample D
Sampel I
Sampel D
a.        

b.       

c.        

d.       

e.        

Dalam rantai makanan di atas kita dapat mengetahui bahwa sample A, B, C dan I, bertindak sebagai produsen karena sample A, B ,C, dan I merupakan tumbuhan yang dapat memproduksi makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan dan tanah untuk proses tumbuh. Dimana pH dan kelembaban tanah sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman serta nutrisi yang dihasilkan oleh tanaman. Sedangkan sample D dan E bertindak sebagai konsumen tingkat 1 yang disebut herbivora. Dalam praktikum ini kami tidak bisa menemukan adanya konsumen tingkat II dan dekomposer.  Rantai makanan ini tergolong kedalam rantai pemangsa dimana landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3. (Anonim, 2000)
Berdasarkan rantai makanan ini maka kami dapat pula membuat jaring-jaring makanan secara sederhana.


Sampel A
Sampel C
Sampel I
Sampel D
Sampel E



Secara sederhana sebuah ekosistem dapat digambarkan melalui proses makan dan dimakan pada jaring-jaring makanan tersebut. Hal ini  Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan (Anonim, 2000).

Sample A, sample B, sample C, sample F, sample G, sample H, sample I
Produsen
Sample D dan sample E
Konsumen I
Konsumen II
Dekomposer









Tingkat trofik tersebut juga menggambarkan  aliran energi yang terdapat dalam rantai makan tersebut. Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi diperoleh organisme dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya (Anonim, 2000).
Aliran energi yang terjadi dalam setiap tingkat trofik mengalami pengurangan. Pada tingkat trofik pertama yang ditempati oleh produsen energi yang di hasilkan sangat banyak. Pada tingkat trofik kedua, energinya sudah berkurang, begitupun pada tingkat trofik ketiga dan tingkat trofik keempat yang di tempati oleh dekomposer. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut (Anonim, 2000).
1.      Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan
dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
2.      Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicernakan dan
dikeluarkan sebagai sampah.
3.      Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari
tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai
sumber energi. (Anonim, 2000)
Selain itu juga terdapat interaksi antar populasi kerangkong dengan populasi rumput teki. Di mana interaksi yang terjadi adalah interaksi secara komensalisme karena tanaman kerangkong merupakan jenis tanaman herba yang memiliki sulur. Dalam keadaan ini tanaman kerangkong meggunakan rumput teki sebagai tempat merambatnya. Namun, hal ini tidak merugikan bagi rumput teki, karena tanaman kerangkong tidak menyerap nutrisi dari rumput teki.
H.  BAHAN DISKUSI
1.      Tulis faktor abiotik yang ada dalam ekosistem!
Jawab:
-          Cahaya
-          Kelembapan udara
-          Suhu
-          Tanah
-          Angin
-          Air
2.      Tulis macam-macam organisme dalam ekosistem yang Saudara amati yang berperan sebagai :
a.       Produsen
-          Sampel A
-          Sampel B : Tempuyung
-          Sampel C : Rumput Teki
-          Sampel F
-          Sampel G
-          Sampel H
-          Sampel I
b.      Konsumen tingkat I
-          Sampel D
-          Sampel E
c.       Konsumen tingkat II
Tidak ditemukan
d.      Pengurai/ decomposer
Tidak ditemukan
3.     
Sampel D
Sampel A
Buat rantai makanan yang ada dalam ekosistem yang Saudara amati! (boleh lebih dari satu)
a.      
Sampel I
Sampel E
Sampel D
Sampel C
Sampel I
Sampel D
Sampel C
Sampel E









Keterangan:
                                                  :  dimakan
b.      Buatlah jaring-jaring makanan yang tersusun atas beberapa rantai makanan yang terdapat dalam ekosistem tersebut!
Jawab:
Sampel A
Sampel C
Sampel I
Sampel D
Sampel E




I.     KESIMPULAN
1.      faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu ekositem terdiri atas faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup, misalnya hewan tumbuhan, dan sebagainya. Sedangkan faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor kimia dan fisika, misalnya suhu, kelembapan udara, air, tanah, angin, dan sebagainya.
2.      Dalam rantai makanan sederhana, beberapa jenis makhluk hidup ada yang berperan sebagai produsen ada pula yang berperan sebagai konsumen. Produsen meliputi tumbuhan karena tumbuhan mampu melakukan fotosintesis. Sedangkan yang berperan sebagai konsumen adalah hewan herbivora. Untuk rantai makanan yang lebih kompleks, terdapat produsen, konsumen I, konsumen II, sampai pada dekomposer.
3.      Tingkat trofik menggambarkan aliran energi dalam suatu ekosistem. Semakin ke tingkat trofik atas, maka energi yang dimiliki semakin berkurang. Hal ini  karena :
a)      Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan
dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
b)      Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicernakan dan
dikeluarkan sebagai sampah.
c)      Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai
sumber energi.
4.      Interaksi antara kerangkong dan rumput teki disebut interaksi komensalisme.











Daftar Pustaka
Campbell, Neil A.,Reece, Mitchell.1925.Biology.Edisi kelima(terjemahan, Erlangga, 2004) Benjamin/Cummings, California
Darmawan, Agus.2005.Ekologi Hewan.Malang: UM Press
Sofa.2008.Sejarah dan Ruang lingkup ekologi ekosistem. http://massofa.wordpress.com/2008/09/23/sejarah-dan-ruang-lingkup-ekologi-dan-ekosistem/ (diakses tanggal 5 Desember 2011)






















0 komentar:

Posting Komentar